Seorang juru bicara Seleka, koalisi pemberontak hari Rabu (26/12) berbicara kepada VOA, sehari setelah pemberontak menguasai kota lainnya di utara Republik Afrika Tengah.
Juru bicara itu yang dikenal sebagai Kolonel Narkoyo, mengatakan jika tentara pemerintah bertahan di posisinya, pemberontak tidak akan bergerak maju dan akan menunggu dialog dengan pemerintah. Narkoyo menambahkan jika tentara pemerintah bermaksud menyerang pemberontak, pemberontak tidak akan duduk diam dan menunggu mereka.
Juru bicara itu mengatakan koalisi tersebut akan menghadiri perundingan di Gabon yang diminta oleh beberapa kepala negara regional tapi kembali menambahkan dengan syarat, tentara pemerintah tetap berada diposisi mereka.
Seleka telah merebut sekitar 10 kota sejak melancarkan serangannya 16 hari lalu dan kini sekitar kurang lebih 300 kilometer dari ibukota, Bangui.
Para demonstran hari Rabu berkumpul di luar kedutaan Perancis dan Amerika di Bangui untuk memprotes gerak kemajuan para pemberontak itu. Di kedutaan Perancis para demonstran melempar batu dan merobek bendera Perancis.
Sebagian besar demonstran menuntut Perancis, bekas penguasa kolonial mengambil tindakan untuk menghentikan pemberontak itu. Tapi sebagian dikabarkan menuduh Perancis membantu kelompok-kelompok itu. Juru bicara pemberontak itu mengatakan kepada VOA bahwa aliansi itu tidak mendapat dukungan dari Perancis atau dari negara tetangga yang manapun.
Juru bicara itu yang dikenal sebagai Kolonel Narkoyo, mengatakan jika tentara pemerintah bertahan di posisinya, pemberontak tidak akan bergerak maju dan akan menunggu dialog dengan pemerintah. Narkoyo menambahkan jika tentara pemerintah bermaksud menyerang pemberontak, pemberontak tidak akan duduk diam dan menunggu mereka.
Juru bicara itu mengatakan koalisi tersebut akan menghadiri perundingan di Gabon yang diminta oleh beberapa kepala negara regional tapi kembali menambahkan dengan syarat, tentara pemerintah tetap berada diposisi mereka.
Seleka telah merebut sekitar 10 kota sejak melancarkan serangannya 16 hari lalu dan kini sekitar kurang lebih 300 kilometer dari ibukota, Bangui.
Para demonstran hari Rabu berkumpul di luar kedutaan Perancis dan Amerika di Bangui untuk memprotes gerak kemajuan para pemberontak itu. Di kedutaan Perancis para demonstran melempar batu dan merobek bendera Perancis.
Sebagian besar demonstran menuntut Perancis, bekas penguasa kolonial mengambil tindakan untuk menghentikan pemberontak itu. Tapi sebagian dikabarkan menuduh Perancis membantu kelompok-kelompok itu. Juru bicara pemberontak itu mengatakan kepada VOA bahwa aliansi itu tidak mendapat dukungan dari Perancis atau dari negara tetangga yang manapun.