Pemberontak di Sudan Selatan telah membantah tuduhan PBB bahwa mereka membunuh ratusan orang setelah menguasai sebuah kota kecil pekan lalu.
Juru bicara pemberontak Lul Ruai Koang mengatakan pasukan pemberontak tidak bertanggung jawab atas pembunuhan di Bentiu itu, dan menyalahkan pihak lain, termasuk pasukan pemerintah.
Misi PBB di Sudan Selatan hari Senin mengatakan pemberontak membunuh lebih dari 200 warga sipil dan melukai lebih dari 400 lainnya di sebuah masjid setempat di mana warga berlindung untuk menghindari pertempuran.
PBB mengatakan pemberontakyang dikenal sebagai SPLA yang beroposisi, mengawal pergi orang dari kebangsaan dan kelompok-kelompok etnis tertentu sebelum membunuh yang lainnya.
Seorang juru bicara pemberontak lainnya, James Gadet Dak, mengatakan kepada VOA bahwa pemberontak telah merebut kota lain di kawasan itu, Mayom. Misi PBB di Sudan Selatan membenarkan terjadi pertempuran di sekitar kota itu tetapi tidak mengukuhkan bahwa kota itu dikuasai oleh pemberontak.
Juru bicara pemberontak Lul Ruai Koang mengatakan pasukan pemberontak tidak bertanggung jawab atas pembunuhan di Bentiu itu, dan menyalahkan pihak lain, termasuk pasukan pemerintah.
Misi PBB di Sudan Selatan hari Senin mengatakan pemberontak membunuh lebih dari 200 warga sipil dan melukai lebih dari 400 lainnya di sebuah masjid setempat di mana warga berlindung untuk menghindari pertempuran.
PBB mengatakan pemberontakyang dikenal sebagai SPLA yang beroposisi, mengawal pergi orang dari kebangsaan dan kelompok-kelompok etnis tertentu sebelum membunuh yang lainnya.
Seorang juru bicara pemberontak lainnya, James Gadet Dak, mengatakan kepada VOA bahwa pemberontak telah merebut kota lain di kawasan itu, Mayom. Misi PBB di Sudan Selatan membenarkan terjadi pertempuran di sekitar kota itu tetapi tidak mengukuhkan bahwa kota itu dikuasai oleh pemberontak.