Myanmar mengatakan pemberontak etnis menyerang sebuah pos tentara di dekat perbatasan dengan China pekan lalu, menewaskan tujuh tentara dan melukai 20 lainnya.
Media pemerintah Myanmar hari Senin (15/12) melaporkan para pejuang Kokang mengepung pos keamanan di negara bagian Shan Utara itu selama dua hari.
Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang TNLA yang bersekutu dengan gerilyawan Kokang mengatakan pertempuran di daerah itu masih terus berlanjut hari Senin. Tar Phone Kyaw dari TNLA membantah pernyataan pemerintah dan menyalahkan tentara atas aksi kekerasan itu.
Sementara media pemerintah lainnya melaporkan pejabat-pejabat pemerintah dan militer belum mengomentari pertempuran tersebut. Jumlah korban jiwa juga belum diketahui.
Kokang yang sebelumnya dikenal sebagai pasukan tempur pro-komunis sebelumnya telah memerangi pemerintah Myanmar, hingga ditandatanganinya gencatan senjata tahun 1989. Pertempuran kembali terjadi tahun 2009.
Sementara itu pemerintah Myanmar mengatakan telah menyelenggarakan perundingan di Chiang Mai, Thailand dengan Tim Koordinasi Gencatan Senjata Nasional NCCT – payung organisasi yang mewakili beberapa gerakan gerilyawan etnis Myanmar.
