Negosiasi antara pasukan pemerintah Suriah dan kelompok ISIS mengenai pertukaran tahanan di Suriah Selatan gagal mencapai kesepakatan setelah ISIS menetapkan persyaratan baru, kata para aktivis hari Selasa (31/7).
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan pembicaraan itu dimaksudkan untuk mencapai suatu kesepakatan, di mana ISIS akan membebaskan warga sipil yang ditawan – sekitar 30 perempuan dan anak-anak yang diculik pekan lalu dalam pertempuran di Sweida, provinsi di bagian selatan.
Sebagai imbalannya, pemerintah akan membebaskan 150 anggota ISIS yang ditangkap dan membuka koridor bagi 100 anggota militan terkait ISIS yang terkepung agar dapat meninggalkan daerah pertempuran.
Observatory menyatakan bahwa pasukan pemerintah malah memulai kembali serangan udara pada hari Selasa (31/7), menarget sebagian militan terkait ISIS yang terkepung di dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Kelompok aktivis Sweida 24 menyatakan, pembicaraan gagal setelah ISIS mengajukan persyaratan baru, termasuk penarikan pasukan Suriah dari Sweida dan komitmen dari warga provinsi itu untuk tidak ambil bagian dalam serangan apapun terhadap ISIS pada masa mendatang.
Kelompok itu juga mencatat nama 30 warga sipil yang diculik Rabu pekan lalu, sewaktu gelombang serangan ISIS di Sweida dan di ibukota provinsi menewaskan lebih dari 200 orang. Mereka yang diculik adalah anggota komunitas minoritas Druze. [uh]