Pembicaraan antara Korea Utara dan Jepang mulai dengan tersendat-sendat Selasa (1/7), dimana kedua pihak bertengkar atas peluncuran misil jarak dekat Pyongyang baru-baru ini.
Pembicaraan itu, yang diadakan di kedutaan Korea Utara di Beijing, membahas penculikan warga Jepang oleh Pyongyang pada 1970-an dan 1980-an.
Tadinya ada keprihatinan mengenai apakah perundingan akan diteruskan setelah percobaan rudal jarak pendek pada Minggu oleh Korea Utara.
Pada awal pembicaraan, pimpinan delegasi Jepang, Junichi Ihara, mengatakan Tokyo dengan keras memprotes peluncuran itu, yang ia katakan, melanggar resolusi PBB.
Pimpinan delegasi Korea Utara, Song Il Ho, membela percobaan itu sebagai damai dan sah, dengan mengatakan Pyongyang tidak mengakui sanksi PBB yang dimaksud.
Tidak disebut apakah pembicaraaan itu mencapai kemajuan apapun mengenai warga Jepang yang diculik.
Bulan Mei lalu Korea Utara sepakat untuk membuka kembali penyelidikan atas penculikan itu sebagai imbalan pelonggaran sebagian sanksi Jepang yang telah lama diberlakukan.