Tautan-tautan Akses

Pemda Jabar Nampak Gagap Soal Proses 'Contact Tracing'


Seorang petugas menunjuk ke layar yang menampilkan informasi mengenai virus corona, di Bandung, Jawa Barat, 5 Maret 2020. (Foto: AFP)
Seorang petugas menunjuk ke layar yang menampilkan informasi mengenai virus corona, di Bandung, Jawa Barat, 5 Maret 2020. (Foto: AFP)

Pemda Jawa Barat nampak tidak dapat menjawab spesifik soal proses contact tracing terkait COVID-19 di wilayahnya. Padahal, tak sedikit warga Jabar yang mengikuti kegiatan yang dilaporkan terkait corona.

Sekretaris Daerah Provinsi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja, mengatakan pihaknya tengah melakukan telusur kontak (contact tracing) terhadap warganya yang mengikuti tabligh akbar di Malaysia. Hal ini dilakukan setelah sejumlah orang dinyatakan positif corona usai menghadiri kegiatan tersebut.

“Kami pun saat ini terus melacak alamat-alamat yang mengikuti tabligh akbar di Malaysia. Sejauh ini yang sudah terlacak tentu saja diprioritaskan untuk tes proaktif,” ujarnya dalam konferensi pers tatap muka di Gedung Sate, Bandung, Kamis (19/3) sore.

Ketua Penanganan COVID-19 Jabar ini juga mengatakan, contact tracing dilakukan terhadap para peserta seminar Masyarakat Tanpa Riba (MTA) di Kabupaten Bogor.

Seminar pada 25-28 Februari itu juga dihadiri sejumlah orang yang kemudian diketahui positif COVID-19.

“Jadi baik tabligh akbar maupun yang Bogor, tracing ini tidak boleh diam. Dan kami melihat bahwa ini sebuah potensi yang harus tuntas untuk kita lakukan,” kata Setiawan.

Pemda Jabar mencatat, per Jumat 20 Maret, ada 26 pasien positif corona, dengan tiga dinyatakan sembuh dan empat meninggal dunia.

Sementara itu ada 92 pasien masih dalam proses pengawasan (PDP) , dan 815 orang masih dalam pemantauan (ODP).

Pemda Jabar Nampak Gagap

Meski begitu, Pemda Jabar tidak menjelaskan berapa banyak dari daftar tersebut yang masuk klaster tabligh akbar maupun seminar.

Setiawan juga nampak gagap ketika menjelaskan berapa yang sudah terlacak atau sejauh mana contact tracing berjalan.

Sekretaris Daerah Provinsi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja, mengatakan sholat Jumat tetap dapat dilaksanakan, asalkan mengikuti protokol COVID-19. (VOA/Rio Tuasikal)
Sekretaris Daerah Provinsi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja, mengatakan sholat Jumat tetap dapat dilaksanakan, asalkan mengikuti protokol COVID-19. (VOA/Rio Tuasikal)

“Tentu saja di dalam hal pemantauan ini kita pun harus berhati-hati, jangan sampai kita salah duga. Karena itu klarifikasi ini menjadi penting,” jelasnya saat ditanya berulang kali oleh wartawan.

“Kami selalu memantau ini dan bekerjasama dengan kabupaten kota setempatnya. Selalu seperti itu,” tambahnya.

Meski bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota, nyatanya pemkab Bogor belum dapat menemukan alamat para peserta seminar.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyatakan masih kesulitan menghubungi panitia pelaksana seminar "Masyarakat Tanpa Riba."

Jabar Siapkan 10 Ribu Test Kit

Di sisi lain, Pemda Jabar menyiapkan pembelian 10.000 test kit corona untuk melakukan rapid testing.

"Sudah lakukan rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan sebagai leading sector dan juga BKAD untuk menyiapkan anggaran itu. Mudah-mudahan untuk Jabar ini bisa lancar bisa berikan peralatan secepatnya,” ujarnya.

Pengecekan massal ini, ujar Setiawan, akan diprioritaskan kepada ODP dan hasil tracing.

Pemda Jabar Nampak Gagap Soal Proses Contact Tracing
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:38 0:00

“Itu pun ada kriterianya. Karena keterbatasan anggaran dan alat, kami pilah mana yang diprioritaskan untuk tes di tahap pertama ini," katanya lagi.

Selain test kit, Pemda juga akan membeli alat pelindung diri (APD), alat PCR (Polymerase Chain Reaction), dan membantu ruang isolasi rumah sakit. [rt/ab]

XS
SM
MD
LG