Pemerintah akan mengambil pinjaman multilateral sebesar US$4,2 miliar (Rp 60,9 triliun) dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk menutup defisit anggaran yang meluas, menurut seorang pejabat Kementerian Keuangan, Selasa (22/9).
"Kita memilih sumber-sumber asing karena pasar masih tidak stabil dan pembangunan Indonesia melambat," ujar Scenaider Siahaan, Direktur Strategi dan Portofolio Utang di Kementerian Keuangan, kepada wartawan.
Scenaider mengatakan pinjaman itu akan memperkuat cadangan valuta asing, yang menurut Bank Indonesia telah jatuh ke $103 miliar minggu ini.
Indonesia akan mengeluarkan obligasi senilai sekitar Rp 500 triliun tahun 2016, sampai 30 persen diantaranya akan dikeluarkan dalam mata uang asing, menurut Scenaider. [hd/eis]