Pemerintahan Trump meningkatkan kecamannya terhadap Moskow, dengan dua pejabat paling tinggi mengutuk perlakuan Rusia terhadap Ukraina dan menyatakan lagi tekad untuk mempertahankan sanksi Amerika.
Dalam kunjungan pertamanya ke pertemuan menteri NATO di Brussels, Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson menuduh Rusia melakukan “agresi” di Ukraina dan mengatakan kepada para menteri luar negeri NATO bahwa persekutuan mereka sangat mendasar untuk menghadapi tindakan tanpa kekerasan, tapi kadang-kadang dengan kekerasan, Rusia di kawasan itu.
Ia juga mengatakan sanksi Amerika terhadap Moskow akan tetap berlaku sampai Rusia menghentikan tindakannya yang menimbulkan kekacauan. Washington mengenakan sanksi sebagai tanggapan atas pencaplokan semenangjung Krimea Ukraina dan memperluasnya setelah Moskow mulai menyediakan bantuan militer kepada kaum separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
Ucapan Tillerson sebelumnya mengenai Rusia bernada rujuk. Setelah pertemuan pertamanya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di sela-sela pertemuan negara-negara ekonomi besar Kelompok G-20 di Bonn, Jerman, bulan Februari. Tillerson mengatakan Amerika ingin mencari persamaan pandangan baru dengan Rusia dan memperkirakan Rusia akan menepati janjinya untuk mengurangi kekerasan di Ukraina sebagai bagian dari persetujuan Minsk tahun 2015.
Dutabesar Amerika di PBB Nikki Hayley , yang merupakan bawahan Tillerson, juga mengecam agresi Rusia dan bertekad untuk mempertahankan sanksi Amerika dalam pidatonya kepada Dewan Keamanan PBB tanggal 2 Februari.
Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis juga mengecam keras Rusia hari Jumat, dengan kata-kata seperti yang digunakannya bulan Februari. [gp]