Narto, warga Tirtomoyo, Wonogiri ,masih bertahan di lokasi pengungsian setempat, akhir pekan kemarin. Ia tidak sendirian. Bersama ribuan warga dari kecamatan itu ia masih menghadapi ketidakpastian menyusul bencana tanah longsor dan banjir yang menerjang desa-desa mereka hampir dua pekan lalu.
“Saya sudah berada di pengungsian ini sembilan hari. Kondisi rumah saya rusak sedikit, tapi tetangga di deretan sebelah kanan rumah saya, rumahnya hancur semua. Awalnya saya mengungsi di rumah tetangga atau saudara yang dekat, akhirnya saya dan keluarga mengungsi ke lokasi ini," tutur Narto.
Ungkapan senada dilontarkan Sarwadi yang juga masih tinggal di lokasi pengungsian. Sarwadi mengaku masih khawatir dengan kondisi desanya pasca bencana tanah longsor dan banjir.
“Keadaan kan tidak cuma di sini yang kena bencana, di mana-mana kan juga terjadi bencana. Ya, saya terima kondisi ini,” kata Sawardi.
Tirtomoyo, di Wonogiri merupakan salah satu lokasi yang rusak parah akibat siklon Cempaka. Bencana alam bulan lalu di kecamatan itu menelan korban jiwa.
Dari pantauan VOA, banyak korban tanah longsor di Wonogiri kini tinggal di lokasi-lokasi penampungan yang disediakan pemerintah setempat, seperti sekolah, balai desa, dan beberapa fasilitas pemerintah lainnya.
Kondisi di lokasi pengungsi tampak memprihatinkan.Para pengungsi tidur beralaskan tikar, sementara barang-barang yang mereka bawa bergeletakan di sekitar mereka. Meski demikian bantuan mengalir, termasuk dari Presiden Jokowi dan keluarga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono . Bantuan itu berupa makanan, pakaian dan berbagai kebutuhan bayi.
Para pengungsi yang bertahan di lokasi pengungsian tersebut mayoritas lanjut usia, perempuan, dan anak-anak. Relawan yang berada di lokasi tersebut menyediakan dapur umum, tenda darurat, tempat bermain bagi anak-anak dan sekolah darurat.
Sejumlah pengungsi sempat mengungkapkan kekecewaannya karena Presiden Jokowi membatalkan secara mendadak kunjungannya ke lokasi tersebut, Minggu (10/12). Padahal sehari sebelumnya, Sabtu (9/12), Presiden Jokowi mengunjungi korban bencana alam serupa di Gunung Kidul, Yogyakarta dan Pacitan, Jawa timur.
Menurut data BNPB,jumlah pengungsi mencapai 28.190 orang, dan sebagian besar masih tinggal di pengungsian.
Kepala BNPB Willem Rampangilei, ketika mengunjungi korban bencana alam di Wonogiri, Minggu (11/12), mengungkapkan, pemerintah bersama masyarakat akan secepatnya melakukan pemulihan infrastruktur dan relokasi warga yang terkena dampak bencana itu.
“Presiden sudah memerintahkan langsung kepada Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) untuk melakukan mitigasi geologi, daerah rawan longsor dan mencari daerah yang aman dari bencana longsor untuk lokasi baru. Relokasi itu pasti, harus, tidak mungkin masyarakat itu kembali ke rumahnya yang sudah diterjang tanah longsor,” kata Willem.
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo merespon rencana pemerintah untuk melakukan relokasi warga yang berada di lokasi bencana. Menurut Joko, masa tanggap bencana alam di Wonogiri akan berlangsung hingga Januari mendatang.
“Dari hasil proses kajian ada rekomendasi baru nanti pemerintah menindaklanjuti kajian ini. Pemerintah akan melakukan langkah kebijakan apakah relokasi warga terdampak bencana ini betul-betul bisa kami tindak lanjuti,” kata Joko Sutopo.
Pemerintah Kabupaten Wonogiri mencatat jumlah warga yang terkena dampak banjir dan tanah longsor di Wonogiri mencapai sekitar 2.500 dan tersebar di 23 kecamatan dan 136 desa. Di Kecamatan Tirtomoyo masih ada sekitar 1.500 korban bencana alam yang masih bertahan di lokasi penampungan.