Pemerintah Myanmar yang dipimpin militer membantah laporan pihaknya melancarkan serangan udara terhadap sebuah sekolah di kawasan utara-tengah yang bergejolak yang menewaskan sejumlah anak, serta menuduh media mendistorsi kebenaran.
Pada Selasa (20/9), Mayjen Zaw Min Tun, juru bicara dewan militer yang berkuasa, menyalahkan lawan-lawan bersenjata pemerintah atas jatuhnya korban.
Zaw Min Tun mengatakan, “Teroris yang disebut Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) dan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) memaksa orang-orang untuk tetap berada di bawah gedung utama biara. Mereka kemudian mulai menembaki pasukan keamanan sambil menggunakan warga desa sebagai perisai manusia. Kami harus membalas tembakan mereka.”
Ia menuduh laporan mengenai serangan itu dibuat-buat menjelang sidang tahunan Majelis Umum PBB, di mana krisis dengan kekerasan di Myanmar akan dibahas.
Sekjen PBB Antonio Guterres pada Selasa (20/9) mengutuk serangan itu, kata kantornya, yang mengatakan sedikitnya 13 orang tewas, termasuk di antaranya 11 murid.
Negara di Asia Tenggara itu berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1 Februari 2021, di mana hampir 2.300 warga sipil tewas dalam penindakan keras terhadap pembangkang, kata sebuah kelompok pemantau lokal. [uh/ka]
Forum