Pemerintah sedang mengkaji pembangunan rumah sakit khusus untuk penyakit menular. Terdapat sejumlah opsi lokasi untuk pembangunan rumah sakit yaitu bisa pulau kosong mau pun berpenduduk.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD pada Jumat (7/2) menggelar rapat koordinasi terbatas membahas rencana pendirian rumah sakit khusus untuk menangani penderita penyakit menular. Rapat ini berlangsung tertutup.
Kepada wartawan usai rapat, Mahfud menjelaskan rencana pemerintah membangun rumah sakit khusus penyakit menular itu untuk menangani wabah penyakit menular di masa depan. Namun dia menegaskan,ini baru rapat awal dan belum sampai pada keputusan, termasuk penentuan lokasi dimana akan dibangun rumah sakit khusus penyakit menular tersebut.
Menurutnya terdapat sejumlah opsi lokasi untuk pembangunan rumah sakit yakni bisa pulau kosong mau pun berpenduduk. Lokasi pembangunan rumah sakit khusus penyakit menular tambahnya bisa di pulau berpenduduk. Namun, perlu dibuat dengan desain khusus. Selain itu masalah infrastruktur pun menjadi persyaratan.
"Ya, tadi ada kriteria harus dekat pangkalan militer agar mudah evakuasi, dekat bandara. Itu aja kriterianya, tapi banyak yang berpendapat sebenarnya tidak perlu ada di pulau tersendiri (kosong), bisa di pulau yang sudah ada penghuninya, sudah ada penduduknya," kata Mahfud.
Menkopolhukam Mahfud mengingatkan Indonesia saat ini sudah memiliki tiga rumah sakit untuk mengisolasi penderita penyakit menular, termasuk Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto di Jakarta.
Dia juga menekankan Indonesia adalah satu-satunya negara besar di Aisa yang belum memiliki orang terinfeksi virus corona. Dia menambahkan 237 warga Indonesia dan satu warga Amerika Serikat dievakuasi dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, semuanya dalam keadaan sehat.
Usai rapat, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pertemuan tadi membahas sejumlah upaya penanganan penyakit menularuntuk masa mendatang dan bukan sekarang ini. Dia menambahkan setidaknya ada seratus pulau yang akan dipertimbangkan untuk dibangun rumah sakit khusus penderita penyakit menular.
"Hari ini kita ngobrol-ngobrol, kita bahas menjadi masukan buat Pak Menkopolhukam untuk bagaimana nanti. Ini kan baru rapat pertama. Raoat pertama itu brain storming, kita tidak ngambil keputusan apa-apa," ujar Terawan.
Terawan juga mengungkapkan mengenai kondisi 285 orang yang sedang menjalani observasi di pangkalan udara di Natuna. Hingga Jumat pagi, keadaan mereka semua dalam keadaan sehat dan dia berharap akan begitu seterusnya sampai masa observasi selama 14 hari tersebut rampung.
Menurutnya, orang-orang yang tengah diobservasi itu menikmati semua kegiatan dibuat sesuai dengan arahan psikolog agar tidak stres.
Terkait tiga warga Indonesia yang sebelumnya tidak bisa ikut dievakuasi dari Wuhan, China, Terawan menjelaskan mereka dalam pengawasan dan perawatan pemerintah setempat. Dia belum bisa memastikan kapan ketiga warga Indonesia itu bisa dipulangkan dari Wuhan karena status kota itu diisolasi.
Sampai Jumat, virus corona telah mengakibatkan 638 orang meninggal dan 31.480 orang lainnya terinfeksi virus tersebut. Penyebaran virus corona jenis 2019-nCoV sudah menyentuh 26 negara. [fw/lt]