Dua lembar Kartu Keluarga diambil seorang pegawai di kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu siang (7/3). Petugas tersebut menunjukkan daftar nama keluarga yang dinyatakan hilang di Turki oleh Pemerintah.
Kepala Seksi Budaya dan Agama Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon Solo, Sahuri, mengakui sejumlah nama yang dirilis pemerintah terkait Warga Negara Indonesia atau WNI yang hilang di Turki tersebut adalah warganya. Menurut Sahuri, mereka masih dalam satu keluarga.
“Iya, data WNI yang dirilis pemerintah kemrain memang sebagian warga kami. Ini data Kartu Keluarga. Keluarga ini sebagian besar tidak berdomisili di sini lagi, tetapi secara administrasi masih tercatat atau terdaftar sebagai warga kami. Data kependudukan di Solo kan secara on line, otomatis kami tahu, ada data dan buktinya," kata Sahuri.
"Kalau bukan warga Solo kan kami bisa tahu. Aktifitasnya selama ini kami hanya tahu kalau keluarga itu dulu sering menggelar kegiatan saat tengah malam, mereka berkumpul. Rumah itu sekarang dikontrak orang lain,” lanjutnya.
Penelusuran identitas sejumlah warga Solo yang hilang di Turki tersebut dilanjutkan ke perangkat RT dan RW. Ketua RT 4 RW 1, Priyono, mengakui perwakilan pemerintah dari Imigrasi dan Kementerian hukum sudah mendatanginya dan mengecek data kependudukan milik warga yang hilang di Turki tersebut.
“Kemarin kan ada dari petugas imigrasi dan kemenkunham datang ke sini, mengecek data dan informasi itu. Kemarin siang, saya juga kaget kok ada berita seperti itu. Hilangnya diculik atau menghilangkan diri, ya saya tidak tahu," jelas Priyono.
"Mereka satu keluarga. Bapak, Ibu, anak, mertua, dan cucu. Biasanya yang dulu saya tahu, kalau keluar negeri, hanya satu orang saja, tetapi kok sekarang ngajak anak-istri hingga cucu. Keluarga besar. Secara administrasi mereka masih tercatat dan terdaftar sebagai warga Solo, tapi domisilinya di daerah lain. Anaknya dua, namanya Hamzah dan Usman. Bapaknya Hafid Umar Babher dan istrinya Soraiyah. Mertuanya Umar Salim, istrinya, Fauziah Bahrak, dan anaknya yang masih remaja namanya Fauzi Umar,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Luar negeri merilis 16 WNI hilang di Turki pekan lalu. Enam belas WNI tersebut berasal dari Surakarta atau Solo dan Surabaya.
Mereka adalah:
1. Utsman Mustofa Mahdamy asal Surakarta,
2. Sakinah Syawie M. Tafsir asal Surakarta,
3. Fauzi Umar Salim asal Surakarta,
4. Hafid Umar Babher asal Surakarta
5. Utsman Hafid asal Surakarta,
6. Atikah Hafid asal Surakarta,
7. Tsabitah Utsman Mahdamy asal Surabaya,
8. Salim Muhamad Attamimi asal Surabaya,
9. Soraiyah Cholid asal Surabaya,
10. Hamzah Hafid asal Surabaya,
11. Jusman Ary asal Surabaya,
12. Ulin Isnuri asal Surabaya,
13. Humaira Hafshah asal Surabaya,
14. Urayna Afra asal Surabaya,
15. Aura Kordova asal Surabaya,
16. Dayyan Akhtar asal Surabaya
Pemerintah Indonesia dan Turki masih menelusuri dugaan belasan WNI tersebut bergabung ke ISIS di Suriah melalui perbatasan Turki. Belasan WNI tersebut berkunjung ke Turki dalam rangka kunjungan wisata yang dikoordinir sebuah agen perjalanan wisata, namun di tengah perjalanan di Turki, rombongan satu keluarga tersebut memisahkan diri dan berjanji akan berkumpul kembali saat akan kembali ke Indonesia.
Sejak anggota lain yang satu rombongan berada di Bandara Turki hingga sudah kembali ke Jakarta, belasan WNI yang memisahkan diri tersebut justru menghilang.