Para aktivis Suriah dan media pemerintah mengatakan hari Minggu pasukan pro-pemerintah telah merebut kembali Palmyra, 10 bulan setelah ISIS merebut kota kuno itu dan menghancurkan monument-monumen yang telah berdiri selama hampir 2.000 tahun.
Pertempuran di Palmyra telah semakin gencar dalam beberapa hari ini ketika pasukan Suriah dengan dukungan serangan udara Rusia maju untuk menyelesaikan serangan 3-pekan mereka.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, yang memantau konflik Suriah, mengatakan sisa laskar ISIS mundur ke timur menuju Deir Ezzor. Militan itu menguasai dengan kuat deretan daerah ke utara mulai dari Deir Ezzor ke ibukota de fakto mereka, Raqqa, hingga perbatasan Turki, dan juga ke selatan hingga Irak.
Dengan merebut Palmyra, pemerintah Suriah membuka sampai 100 kilometer gurun pasir antara Palmyra dan Deir Ezzor.
Palmyra, yang dijuluki “mempelai gurun pasir,” pernah menarik puluhan ribu wisatawan setiap tahun.
ISIS merebut kota itu dari pasukan pemerintah dalam hanya beberapa hari bulan Mei tahun 2015 dan kemudian menghancurkan beberapa monument zaman Romawi, seperti penghancuran yang biasa mereka lakukan terhadap apa yang mereka anggap pemujaan berhala. [gp]