Pelemahan nilai tukar rupiah masih terjadi dan saat ini pada posisi sekitar Rp 13.050 per dolar Amerika menurut Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Selasa (10/3), jangan disikapi dengan rasa panik berlebihan.
Menteri keuangan mengingatkan, kondisi sama juga terjadi pada mata uang hampir seluruh negara karena nilai tukar dolar Amerika masih sangat kuat.
“Kondisi yang saat ini berlangsung adalah kondisi yang masih sangat terkendali, tidak ada alasan untuk panik yang berlebihan. Dan yang paling penting adalah sangat berbeda membandingkan kurs pada tahun ’98 dengan kurs yang terjadi pada hari ini," kata Menkeu Bambang Brodjonegoro.
"Salah satu kunci ketahanan ekonomi kita adalah kondisi disektor keuangan, perbankan maupun yang bukan bank, kita akan buat rencana kebijakan pemerintah untuk terus menjaga kestabilan ekonomi makro sekaligus membantu upaya-upaya untuk memperkuat nilai rupiah yang kita sama-sama cintai,” lanjutnya.
Hal senada juga disampaikan Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo. Ia menegaskan, BI akan terus berada dipasar valas dan tidak akan segan melakukan intervensi agar nilai tukar rupiah stabil.
“Ekonomi Amerika yang terus menguat dan rencana kenaikan fed fund rate menyebabkan dolar menguat terhadap seluruh mata uang dunia, faktor domestik karena memang Indonesia masih menghadapi current account defisit," kata Perry Warjiyo.
"Bank Indonesia akan terus memastikan nilai tukar itu akan tetap bergerak stabil sesuai dengan fundamentalnya, Bank Indonesia tidak segan-segan melakukan intervensi dipasar valas, fokus dari kebijakan Bank Indonesia bagaimana kita memastikan stabilitas makro ekonomi tetap terjaga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya.
Sementara Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah saat ini tidak menganggu sektor jasa keuangan. Hal tersebut menurutnya karenafluktuasi nilai tukar rupiah masih dalam batas wajar.
“Di tengah dinamika perekonomian global dan domestik secara keseluruhan, secara umum bahwa kondisi sektor jasa keuangan masih terjaga dengan stabilitas yang baik,” kata Muliaman Hadad.
Upaya pemerintah mengimbangi fluktuasi nilai tukar rupiah diantaranya meningkatkan kinerja ekspor agar pemasukan negara melalui ekspor juga meningkat. Ekspor produk-produk hasil Usaha Kecil Menengah (UKM) juga menjadi target pemerintah untuk ditingkatkan.
Namun menurut catatan Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UKM di Indonesia sebanyak 1,65 persen dari jumlah penduduk masih dibawah Singapura yaitu tujuh persen dari total penduduk, Malaysia lima persen dan Thailand tiga persen.
Pemerintah juga akan meminta para eksportir untuk tidak menyimpan dana hasil ekspor pada bank-bank di luar negeri seperti selama ini dilakukan para eksportir, melainkan menyimpannya di bank-bank di dalam negeri.
Selain itu pemerintah akan lebih tegas memberlakukan seluruh transaksi di Indonesia terutama sektor pariwisata menggunakan mata uang rupiah.