Rakyat Israel memberikan suara hari Selasa (17/9) untuk kedua kalinya dalam enam bulan, di mana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi tantangan kuat dari mantan kepala militer Benny Gantz.
Pemilihan kedua diselenggarakan setelah Netanyahu tidak dapat menyusun koalisi mayoritas dengan sedikitnya 61 kursi dari 120 kursi Knesset (Parlemen) setelah pemilu April lalu.
Secara tradisional Israel mempunyai tingkat partisipasi pemilih yang tinggi, 65% hingga 70%. Tadinya ada kekhawatiran, jumlah suara kedua ini akan turun, tetapi itu tampaknya tidak terjadi. sampai pukul dua siang, jumlah pemilih sudah mencapai 36,5%, sedikit lebih tinggi dari terakhir kali di antara warga Yahudi Israel.
Pemilihan ini merupakan referendum tentang Netanyahu, yang baru-baru ini melampaui Perdana Menteri Israel pertama David Ben Gurion sebagai pemimpin terlama di Israel. Netanyahu telah memimpin Israel selama 10 tahun terakhir, namun menghadapi beberapa tuduhan korupsi yang dapat memaksanya untuk mengundurkan diri. Ia menyatakan tidak bersalah dari semua tuduhan.
Partai Netanyahu yang berhaluan kanan, Likud, dan partai berhaluan tengah Biru dan Putih yang dipimpin oleh mantan kepala staf angkatan bersenjata Gantz diperkirakan akan memenangkan jumlah kursi terbesar, tetapi akan memerlukan pihak lain, termasuk ultra-Ortodoks dan partai garis keras, untuk membentuk koalisi. Sebelumnya Netanyahu hampir memperoleh total 60 anggota Knesset untuk mendukungnya, tetapi gagal memenuhi mayoritas yang dibutuhkan. (ps/ii)