Presiden Venezuela Nicolas Maduro akan bertemu dengan rekan setaranya dari Guyana, Mohamed Irfaan Ali pada Kamis (14/12) di tengah ketegangan yang meningkat seputar jurisdiksi kawasan Essequibo yang kaya akan minyak.
Pertemuan itu, yang dijadwalkan berlangsung di pulau St Vincent di Karibia, diumumkan menyusul pembicaraan Maduro dengan perdana menteri St Vincent dan Grenadines, serta presiden pro-tempore dari Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia atau CELAC, Ralph Gonsalves, serta juga Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Sabtu (9/12).
Ali yang setuju bertemu meskipun parlemen Guyana secara bulat memerintahkannya untuk tidak bertemu, mengatakan “tidak akan ada pembahasan soal perbatasan darat Guyana.”
Pertikaian seputar kawasan Essequibo sudah berlangsung lama, namun penemuan minyak dan gas lepas pantai baru-baru ini telah memicu ketegangan.
Bulan ini Venezuela menyelenggarakan referendum di mana pemilih menolak jurisdiksi dari Pengadilan Internasional atau ICJ atas kawasan itu dan mendukung pembentukan sebuah negara bagian Venezuela yang baru.
Ali sudah mengatakan dia akan memanfaatkan pertemuan tersebut bukan untuk berunding, tetapi mendesak agar kasus ini didengar oleh ICJ seperti yang direncanakan sebelumnya.
Sejumlah negara di Amerika Selatan merilis pernyataan bersama yang mendukung diadakannya dialog antara kedua negara yang bersengketa, sebagaimana yang ketua CELAC, Gonsalves, sampaikan bahwa terdapat "urgensi untuk deeskalasi konflik dan mengadakan dialog yang tepat."
Amerika Serikat mempertahankan posisi dukungan terhadap Guyana.
"Kami menegaskan kembali dukungan Amerika Serikat yang kuat terhadap kedaulatan Guyana," tulis divisi media Kedutaan Besar AS di Brasilia. [jm/rs]
Sebagian informasi dalam laporan ini berasal dari The Associated Press dan Reuters.
Forum