Seorang pejabat Eropa mengatakan Perdana Menteri Inggris David Cameron mengadakan pertemuan dengan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk Minggu malam (29/11) untuk membahas reformasi Uni Eropa, yang diminta Inggris sebelum mengadakan referendum tentang keanggotaannya.
Menyusul KTT Uni Eropa tentang Turki dan krisis pengungsi Minggu siang, Cameron dan Tusk melangsungkan pembahasan tentang hambatan-hambatan utama dalam reformasi itu.
Inggris akan menyelenggarakan referendum tentang apakah akan terus atau tidak menjadi blok 28 negara yang tergabung dalam Uni Eropa, pada selambat-lambatnya tahun 2017.
Cameron berharap bisa menjalin hubungan yang longgar dengan blok tersebut. Ditambahkannya ia berharap bisa menghasilkan kesepakatan yang rinci pada KTT bulan Desember nanti, yang akan memusatkan perhatian pada keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa.
Pejabat Uni Eropa yang berbicara secara rahasia karena sensitifnya masalah ini mengatakan, baik Tusk maupun Cameron tahu substansi reformasi tersebut dan perundingan itu lebih tentang proses itu sendiri.
Dalam beberapa bulan ini, Tusk telah berbicara dengan beberapa negara lain mengenai keinginan mereka seberapa jauh reformasi akan berhasil. Beberapa negara anggota sebelumnya meminta rincian proposal sehingga perundingan bisa dimulai.
Pejabat Uni Eropa itu mengatakan masih ada “isu-isu serius” dan perjanjian apapun tentang reformasi mungkin tidak akan tercapai dalam waktu dekat ini. [em/al]