Pemerintah dan tokoh-tokoh agama Mesir mengutuk serangan di luar sebuah gereja Koptik di Kairo yang menewaskan empat orang, termasuk bocah perempuan berusia delapan tahun.
Ini merupakan kejadian terbaru dalam gelombang serangan yang kian meningkat terhadap umat minoritas Kristen di Mesir.
Perdana Menteri Hazem el-Beblawi berjanji penembakan maut pada Minggu malam tersebut tidak akan berhasil menaburkan perpecahan antara warga Muslim dan Kristen Mesir. Ia menyebut serangan itu tanpa perasaan dan merupakan tindak kejahatan, dan bertekad membawa para pelaku ke pengadilan.
Dalam serangan yang termasuk salah satu serangan paling banyak membawa korban dalam beberapa pekan ini, dua lelaki bertopeng yang mengendarai sepeda motor menembaki tamu-tamu pada acara pernikahan di luar sebuah gereja Koptik di pinggiran kota Kairo.
Sheikh Ahmed el-Tayeb, ulama terkemuka di Universitas Al-Azhar, juga mengutuk serangan itu dalam pernyataan hari Senin, seraya menyebutnya sebagai tindak kriminal yang bertentangan dengan agama dan nilai-nilai moral.
Televisi Al Jazeera melaporkan, satu kelompok Ikhwanul Muslimin yang menyebut dirinya Aliansi Anti Kudeta “mengutuk semua serangan terhadap lembaga-lembaga negara dan swasta” dan menuduh Kementerian Dalam Negeri “tidak mengusahakan penjagaan keamanan bagi semua warga negara Mesir”.
Tetapi Redaktur dan penerbit kawakan Mesir Hisham Kassem yakin kelompok Islamis berada di balik serangan itu, walaupun belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.
“Karena sekarang yang disebut Islamis bersengketa dengan pemerintah, kami melihat kelompok- kelompok teroris bergerak mendukung mereka. Kami telah melihat tidak hanya mereka tidak toleran terhadap golongan Kristen, tapi kami juga melihat bagaimana mereka menghasut serangan terhadap golongan Syi’ah pada masa lalu,” ujar Hisham Kassem..
Ini merupakan kejadian terbaru dalam gelombang serangan yang kian meningkat terhadap umat minoritas Kristen di Mesir.
Perdana Menteri Hazem el-Beblawi berjanji penembakan maut pada Minggu malam tersebut tidak akan berhasil menaburkan perpecahan antara warga Muslim dan Kristen Mesir. Ia menyebut serangan itu tanpa perasaan dan merupakan tindak kejahatan, dan bertekad membawa para pelaku ke pengadilan.
Dalam serangan yang termasuk salah satu serangan paling banyak membawa korban dalam beberapa pekan ini, dua lelaki bertopeng yang mengendarai sepeda motor menembaki tamu-tamu pada acara pernikahan di luar sebuah gereja Koptik di pinggiran kota Kairo.
Sheikh Ahmed el-Tayeb, ulama terkemuka di Universitas Al-Azhar, juga mengutuk serangan itu dalam pernyataan hari Senin, seraya menyebutnya sebagai tindak kriminal yang bertentangan dengan agama dan nilai-nilai moral.
Televisi Al Jazeera melaporkan, satu kelompok Ikhwanul Muslimin yang menyebut dirinya Aliansi Anti Kudeta “mengutuk semua serangan terhadap lembaga-lembaga negara dan swasta” dan menuduh Kementerian Dalam Negeri “tidak mengusahakan penjagaan keamanan bagi semua warga negara Mesir”.
Tetapi Redaktur dan penerbit kawakan Mesir Hisham Kassem yakin kelompok Islamis berada di balik serangan itu, walaupun belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.
“Karena sekarang yang disebut Islamis bersengketa dengan pemerintah, kami melihat kelompok- kelompok teroris bergerak mendukung mereka. Kami telah melihat tidak hanya mereka tidak toleran terhadap golongan Kristen, tapi kami juga melihat bagaimana mereka menghasut serangan terhadap golongan Syi’ah pada masa lalu,” ujar Hisham Kassem..