Seorang pemimpin militan Pakistan yang kepalanya dihargai 10 juta dolar oleh pemerintah Amerika, telah menawarkan bantuan kemanusiaan ke Amerika yang dilanda badai hebat Sandy.
Hafiz Mohammad Saeed adalah pendiri kelompok militan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan dan sekarang kepala badan amal Jamaat-ud-Dawa. Dia mengatakan organisasinya siap mengirim relawan, dokter, makanan, obat-obatan dan barang-barang bantuan lain jika pemerintah AS mengijinkan.
Saeed mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebagai seorang Muslim, adalah kewajiban agama untuk membantu Amerika menanggulangi badai, bahkan setelah Amerika Serikat menawarkan hadiah jutaan dolar untuk penangkapannya.
Yayasan amal Saeed dipandang sebagai sebuah front untuk Lashkar-e-Taiba, yang dilarang di Pakistan. Amerika dan India menyalahkan kelompok militan itu atas serangan ala komando yang melumpuhkan pusat keuangan Mumbai pada tahun 2008 dan menewaskan 166 orang.
Tapi Pakistan mengakui upaya bantuan yayasan amal itu pasca gempa bumi yang menghancurkan Kashmir tahun 2005 dan banjir pada tahun 2010, yang terburuk di negara itu dalam hampir satu abad.
Hafiz Mohammad Saeed adalah pendiri kelompok militan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan dan sekarang kepala badan amal Jamaat-ud-Dawa. Dia mengatakan organisasinya siap mengirim relawan, dokter, makanan, obat-obatan dan barang-barang bantuan lain jika pemerintah AS mengijinkan.
Saeed mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebagai seorang Muslim, adalah kewajiban agama untuk membantu Amerika menanggulangi badai, bahkan setelah Amerika Serikat menawarkan hadiah jutaan dolar untuk penangkapannya.
Yayasan amal Saeed dipandang sebagai sebuah front untuk Lashkar-e-Taiba, yang dilarang di Pakistan. Amerika dan India menyalahkan kelompok militan itu atas serangan ala komando yang melumpuhkan pusat keuangan Mumbai pada tahun 2008 dan menewaskan 166 orang.
Tapi Pakistan mengakui upaya bantuan yayasan amal itu pasca gempa bumi yang menghancurkan Kashmir tahun 2005 dan banjir pada tahun 2010, yang terburuk di negara itu dalam hampir satu abad.