Tautan-tautan Akses

Mogok Makan di Penjara, Pemimpin Protes Thailand Diberi Cairan Infus


Parit "Penguin" Chiwarak mengacungkan salut tiga jari setibanya di pengadilan kriminal di Bangkok, saat akan disidang terkait 'lese majeste' , 15 Maret 2021. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)
Parit "Penguin" Chiwarak mengacungkan salut tiga jari setibanya di pengadilan kriminal di Bangkok, saat akan disidang terkait 'lese majeste' , 15 Maret 2021. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)

Salah seorang pemimpin gerakan pro-demokrasi Thailand, Jumat (2/4), diberi cairan infus di penjara setelah petugas mengatakan mereka menemukan ia dalam keadaan lemah karena mogok makan yang telah berlangsung lebih dari dua pekan.

Februari lalu, Parit Chiwarak (22), didakwa telah menghasut dan mencemarkan nama baik kerajaan karena perannya dalam memimpin demonstrasi. Pengacara Parit meminta kliennya itu, dan tiga orang lainnya yang dituduh melakukan pelanggaran yang sama, dibebaskan dengan jaminan, tetapi pengadilan menolaknya.

Petugas penjara di Pusat Penahanan Pathumthani di utara Bangkok sebetulnya mulai memberi Parit cairan infus sejak Sabtu lalu, kata seorang juru bicara Lembaga Pemasyarakatan Thailand.

Parit adalah salah satu dari beberapa pemimpin yang mendalangi gerakan protes yang sejak tahun lalu menuntut agar Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha dan pemerintahnya mundur. Mereka ingin konstitusi diubah agar lebih demokratis dan kerajaan direformasi agar lebih bisa diminta pertanggungjawabannya.

Tuntutan tentang kerajaaan adalah yang paling radikal dan kontroversial, karena lembaga tersebut secara luas dianggap sebagai elemen dasar nasionalisme Thailand yang tidak boleh diganggu-gugat.

Mengkritik raja secara terbuka, dan menghina atau memfitnah keluarga kerajaan merupakan tindakan yang ditabukan, dan dapat dihukum hingga 15 tahun penjara per insiden di bawah undang-undang lese majeste.

Menurut Pengacara HAM Thailand, Parit menghadapi setidaknya 20 dakwaan terkait dengan pencemaran nama baik kerajaan.

Para aktivis akhir tahun lalu memusatkan perhatian mereka pada masalah kerajaan melalui berbagai pernyataan terbuka dan kegiatan yang mendapat tanggapan keras dari pemerintah Prayuth. Setelah selama tiga tahun tidak memberlakukan lese majeste atas permintaan Raja Maha Vajiarlongkorn, undang-undang kontroversial itu kembali diterapkan.

Sekitar 82 orang yang terkait dengan berbagai aksi protes sekarang menghadapi dakwaan lese majeste sejak penggunaan undang-undang tersebut dihidupkan kembali November tahun lalu. [ab/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG