Kekerasan berdasarkan kebencian dan intoleransi terhadap umat beragama di semua agama makin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan serangan paling akhir di sebuah sinagog di California. Para pemimpin agama bersatu mengimbau penghentian dan pencegahan kekerasan di tempat-tempat ibadah di AS.
Seorang laki-laki usia 19 tahun John Earnest ditahan dan dituduh melakukan penembakan di sinagoga Poway di Chabad, California Selatan pada hari Sabtu lalu (27 April 2019). Penembakan itu menewaskan seorang perempuan dan melukai tiga lainnya, termasuk seorang rabi.
Peristiwa penembakan itu hanya salah satu dari serangkaian kekerasan di tempat ibadah yang didasarkan atas kebencian.
Pasca kekerasan para pemimpin Yahudi bersama para pemimpin agama lain hari Senin mengecam kekerasan itu sambil menyerukan kerukunan antar agama dan upaya pemerintah agar rumah-rumah ibadah di AS lebih aman.
Seorang rabi yang juga korban selamat dari Holocaust dan seorang pemimpin Muslim terkemuka menyerukan kepada Presiden AS Donald Trump dan Kongres AS untuk menciptakan dana khusus yang digunakan untuk menyewa personel keamanan guna melindungi rumah ibadah di Amerika.
Rabi Arthur Schneier mengatakan, "Perlindungan terhadap rumah ibadah dan permohonan sebenarnya disampaikan pagi ini kepada presiden Trump dan anggota Kongres, untuk mendukung dan memastikan umat yang datang berdoa tidak harus mempertaruhkan nyawa mereka."
Rabi Arthur Schneier, Ketua Yayasan Appeal of Conscience, menunjukkan surat yang dikirimkannya kepada Presiden Trump pada sebuah acara di Park East Synagogue, Senin di New York.
Schneier dan Mohammad Abdulkarim Al-Issa dari Liga Muslim Dunia menandatangani perjanjian simbolis untuk menghentikan serangan di rumah-rumah ibadah dengan merangkul masyarakat, melalui pendidikan dan kerja sama di seluruh dunia.
Mohammad Abdulkarim Al-Issa mengatakan, "Memberikan perlindungan kepada Rumah Ibadah sangat penting. Setiap orang berhak hidup dalam damai dan menikmati kebebasan. Tetapi para ekstremis dan teroris dan orang jahat tidak suka melihatnya terjadi. Tetapi saya yakin dengan kerja sama semacam ini - dengan kerja sama orang-orang yang cinta damai di seluruh dunia kejahatan tidak akan memiliki ruang, kesempatan untuk menyakiti umat manusia. "
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan tentang intoleransi dan kekerasan berbasis kebencian yang dibacakan oleh Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric Sekretaris Jenderal PBB mengatakan bukannya menjadi tempat perlindungan tempat ibadah kini telah menjadi sasaran.
Sekretaris Jenderal PBB juga mengatakan internet juga kerap menyebarluaskan kebencian, karena orang-orang fanatik yang berpikiran sama bertemu secara online dan platform tersebut dijadikan sebagai alat untuk mengobarkan kebencian sehingga memungkinkannya menjadi viral." (my)