Penangkapan kartunis Aseem Trivedi atas tuduhan penghasutan itu dipandang sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi.
Para aktivis anti-korupsi, politisi oposisi dan warga melakukan protes di Mumbai menuntut pembebasan kartunis freelance, Aseem Trivedi. Kartunis berusia 25 tahun itu ditangkap Sabtu karena protes seorang pengacara atas serangkaian karikatur yang menyindir masalah korupsi politik dan diduga menjelek-jelekkan konstitusi India.
Dalam salah satu karikaturnya, ia menggambarkan parlemen sebagai toilet. Dalam karikatur lainnya ia menggantikan singa dalam lambang nasional India dengan serigala, dan mengganti kata-kata "kebenaran akan menang" dengan "korupsi akan menang." Trivedi terlibat dalam gerakan anti-korupsi yang telah menyoroti dugaan korupsi yang meluas. Para pengunjuk rasa memprotes penangkapannya, menyebutnya sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi.
Di antara mereka adalah Mayank Gandhi, seorang aktivis anti korupsi terkemuka.
Gandhi mengatakan, "Tuduhan hasutan yang mereka gunakan ini, harus dilihat sebagai anti-nasionalis. Orang ini (Trivedi) adalah nasionalis yang mencoba untuk mengekspresikan pandangannya di dalam bentuk karikatur. Negara demokrasi dewasa seperti India, bukan republik pisang, dimana seseorang bisa ditangkap karena membuat karikatur, yang menunjukkan kemarahannya terhadap bagaimana negara ini disalahgunakan oleh para politisi atau pemerintah ... "
Trivedi menolak untuk meminta dibebaskan dengan uang jaminan sampai tuduhan penghasutan dihapuskan.
Setelah penangkapan, ia berkata, "jika mengatakan hal yang sebenarnya membuat saya disebut pengkhianat, maka saya adalah penghianat." Dia mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak bermaksud menghina simbol-simbol negara, tetapi untuk menunjukkan bagaimana politisi telah menghina negara itu.
Menteri Informasi dan Penyiaran, Ambika Soni, mengatakan menggambar karikatur bukanlah pelanggaran hukum, namun mengatur diri sendiri adalah penting.
“Ada aturan-aturan dasar tertentu yang kita semua harus ikuti. Ketika konstitusi menjamin kebebasan berekspresi warganya, itu juga berarti bahwa kita sebagai warga negara India akan menghormati semua simbol nasional," ujar Ambika Soni.
Penangkapan tersebut telah menghidupkan kembali perdebatan yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai meningkatnya sikap intoleran terhadap kecaman di kalangan politisi dan pemerintah.
Para aktivis anti-korupsi, politisi oposisi dan warga melakukan protes di Mumbai menuntut pembebasan kartunis freelance, Aseem Trivedi. Kartunis berusia 25 tahun itu ditangkap Sabtu karena protes seorang pengacara atas serangkaian karikatur yang menyindir masalah korupsi politik dan diduga menjelek-jelekkan konstitusi India.
Dalam salah satu karikaturnya, ia menggambarkan parlemen sebagai toilet. Dalam karikatur lainnya ia menggantikan singa dalam lambang nasional India dengan serigala, dan mengganti kata-kata "kebenaran akan menang" dengan "korupsi akan menang." Trivedi terlibat dalam gerakan anti-korupsi yang telah menyoroti dugaan korupsi yang meluas. Para pengunjuk rasa memprotes penangkapannya, menyebutnya sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi.
Di antara mereka adalah Mayank Gandhi, seorang aktivis anti korupsi terkemuka.
Gandhi mengatakan, "Tuduhan hasutan yang mereka gunakan ini, harus dilihat sebagai anti-nasionalis. Orang ini (Trivedi) adalah nasionalis yang mencoba untuk mengekspresikan pandangannya di dalam bentuk karikatur. Negara demokrasi dewasa seperti India, bukan republik pisang, dimana seseorang bisa ditangkap karena membuat karikatur, yang menunjukkan kemarahannya terhadap bagaimana negara ini disalahgunakan oleh para politisi atau pemerintah ... "
Trivedi menolak untuk meminta dibebaskan dengan uang jaminan sampai tuduhan penghasutan dihapuskan.
Setelah penangkapan, ia berkata, "jika mengatakan hal yang sebenarnya membuat saya disebut pengkhianat, maka saya adalah penghianat." Dia mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak bermaksud menghina simbol-simbol negara, tetapi untuk menunjukkan bagaimana politisi telah menghina negara itu.
Menteri Informasi dan Penyiaran, Ambika Soni, mengatakan menggambar karikatur bukanlah pelanggaran hukum, namun mengatur diri sendiri adalah penting.
“Ada aturan-aturan dasar tertentu yang kita semua harus ikuti. Ketika konstitusi menjamin kebebasan berekspresi warganya, itu juga berarti bahwa kita sebagai warga negara India akan menghormati semua simbol nasional," ujar Ambika Soni.
Penangkapan tersebut telah menghidupkan kembali perdebatan yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai meningkatnya sikap intoleran terhadap kecaman di kalangan politisi dan pemerintah.