Tautan-tautan Akses

Penangkapan Pengacara HAM Picu Kemarahan atas Kematian Remaja Iran


Pengacara hak asasi manusia Iran yang dipenjara, Nasrin Sotoudeh, terlihat dalam foto yang dibagikan di media sosial sebelum pemenjaraannya pada Juni 2018. (Foto: Courtesy)
Pengacara hak asasi manusia Iran yang dipenjara, Nasrin Sotoudeh, terlihat dalam foto yang dibagikan di media sosial sebelum pemenjaraannya pada Juni 2018. (Foto: Courtesy)

Penangkapan seorang pengacara HAM Iran telah menambah kemarahan yang diungkapkan sejumlah organisasi HAM terkait kematian seorang remaja perempuan yang menurut para aktivis dipukuli secara fatal oleh polisi moral Teheran.

Nasrin Sotoudeh, 60, ditangkap pada pemakaman Armita Garawand di Teheran pada Minggu lalu. Kematian remaja usia 17 tahun itu dilaporkan oleh media pemerintah Iran pada akhir pekan lalu setelah mengalami koma selama sebulan.

Garawand cedera parah dalam insiden di kereta Teheran pada 1 Oktober yang digambarkan para aktivis sebagai pertengkaran dengan polisi perempuan yang menangkapnya karena tidak mengenakan jilbab.

Ini dibantah keras oleh para pejabat Iran yang bersikeras bahwa korban jatuh pingsan dan terluka akibat tekanan darah rendah.

Insiden ini sangat mirip dengan kasus Mahsa Amini, yang tewas dalam tahanan polisi pada September 2022 setelah ditahan karena tidak mematuhi aturan berpakaian. Pihak berwenang ingin mencegah terulangnya protes massal setelah kematian Amini.

Setelah penangkapannya, Sotoudeh dipindahkan ke penjara perempuan Qarchak di luar Teheran, tulis suaminya, Reza Khandan, di Facebook. Sotoudeh menghabiskan sebagian besar waktunya dalam dekade terakhir ini dengan keluar masuk penjara karena menjalani berbagai hukuman dalam kasus-kasus yang terkait dengan aktivismenya.

Kondisi di Qarchak telah berkali-kali dikecam oleh berbagai organisasi HAM. Khandan menambahkan, istrinya mulai melakukan aksi mogok makan, menolak makanan dan obat sejak ditangkap.

Sesama aktivis HAM, Manzar Zarabi, yang kehilangan empat kerabatnya dalam penembakan jatuh pesawat Ukraina di Iran pada tahun 2020 dan kemudian berkampanye menuntut keadilan, ditangkap pada peristiwa yang sama tetapi kini dibebaskan karena kondisi kesehatannya, lanjut Khandan.

Berbicara kepada AFP, Khandan mengatakan Sotoudeh telah tampil di hadapan para jaksa pada hari Senin dan diberitahu bahwa ia menghadapi tuduhan “berkonspirasi melawan keamanan nasional.”

“Otoritas kehakiman mengatakan kepadanya bahwa persidangannya akan berlangsung dalam dua pekan dan bahwa ia tidak akan dibebaskan sebelum itu,” lanjutnya.

Pemakaman Garawand berlangsung pada saat ketegangan tinggi. Berbagai organisasi HAM menuding republik Islam itu bersalah atas kematian Garawand, yang dirawat di rumah sakit militer di Teheran di bawah pengamanan ketat.

“Saya sedih dan marah karena nyawa seorang muda lainnya dipersingkat secara kejam terkait dengan UU wajib berjilbab yang kejam dan merendahkan martabat di Iran,” kata Sekjen Amnesty International Agnes Callamard.

Ia menambahkan bahwa Sotoudeh telah “ditahan secara sewenang-wenang” pada acara pemakaman dan menyerukan agar Sotoudeh dan orang-orang lain yang ditangkap pada acara itu juga dibebaskan. Para aktivis mengatakan bahwa puluhan orang ditahan dalam acara pemakaman itu. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG