Suami pengacara HAM Iran terkemuka Nasrin Sotoudeh mengatakan, sejumlah petugas keamanan Iran menangkap istrinya di rumah mereka hari Rabu (13/6). Tindakan penahanan ini memicu kecaman dari organisasi-organisasi HAM internasional.
Dalam sebuah wawancara telepon dengan VOA, Reza Khandan mengatakan, istrinya memberitahu mengenai penangkapan itu melalui telepon karena pada saat itu ia sedang tidak berada di rumah mereka di Teheran.
Khandan mengatakan, Sotoudeh mengabarkan ia dikirim ke penjara Evin untuk menjalani hukuman penjara lima tahun atas vonis yang dijatuhkan secara in absentia lima tahun lalu. Khandan mengatakan, baik ia maupun Sotoudeh tidak diberi rincian lebih lanjut mengenai kasus tersebut,
“Jika ia dijatuhi hukumam secara in absentia, mengapa ia tidak mendapat surat atau pemberitahuan yang menyatakan ia dijatuhi hukuman, dan diminta untuk menyerahkan diri,” tanya Khandan. Ia juga mengatakan, petugas keamanan mengelabui tetangganya agar membuka pintu masuk utama gedung apartemen mereka untuk bisa menangkap istrinya.
Kelompok HAM Amnesty International yang bermarkas di London menyebut penangkapan Sotoudeh sebagai serangan keterlaluan terhadap pejuang HAM yang berani dan gigih. Dalam pernyataannya, Rabu, Amnesty mengatakan pihak berwenang Iran harus melepaskannya dengan segera dan tanpa syarat.
Pusat Pemantauan HAM Iran (CHRI) yang berbasis di AS juga menyerukan pembebasan segera Sotoudeh dan menuntut agar sistem peradilan Iran berhenti mengambil sikap pengecut dan melanggar hukum dengan memenjarakan dan melecehkan pengacara-pengacara HAM. [ab/uh]