Lion Air menghentikan pencarian Kotak Rekaman Suara Kokpit (VCR) pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober tahun lalu yang menewaskan 198 orang, Reuters melaporkan, Kamis (3/1).
Tapi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berencana menggelar kembali pencarian VCR. VCR adalah salah satu dari dua bagian kotak hitam pesawat yang penting untuk mengungkap penyebab kecelakaan pesawat.
Pada Desember 2018, Lion Air mengatakan mengalokasikan IDR 38 miliar rupiah untuk melakukan pencarian kotak hitam yang kedua dengan menggunakan kapal milik perusahaan Belanda, MVP Everest.
Corporate Communications Strategic Lion Group, Danang Prihantoro, mengatakan kepada Reuters bahwa pencarian VCR dengan menggunakan MVP Everest sudah berakhir pada pukul 29 Desember, pukul 23.59 waktu setempat.
Tapi juru bicara KNKT mengatakan seperti dikutip Reuters, Kamis, KNKT akan memulai sendiri pencarian kembali VCR secepatnya.
CVR kemungkinan berisi petunjuk penting yang bisa memberikan pandangan kepada para penyelidik apa yang dilakukan oleh pilot.
Juru bicara KNKT mengatakan sedang melakukan pembicaraan dengan TNI Angkatan Laut untuk menggunakan kapal AL untuk melakukan kembali pencarian kotak hitam kedua.
“Mungkin paling cepat minggu depan. Mungkin tidak secanggih MVP Everest (yang dibiayai Lion), tapi akan dilengkapi dengan detektor CVR dan kami sudah punya alat yang dikendalikan dari jarak jauh,” kata juru bicara KNKT seperti dikutip oleh Reuters.
Pencarian itu berpacu dengan waktu karena bunyi akustik ping dari L3 Technologies Inc yang ada pada VCR hanya akan menyala selama 90 hari, menurut brosur yang diunggah perusahaan tersebut.
Pesawat Lion Air JT610 hilang kontak dengan 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-hatta ke Pangkal Pinang.
Ini adalah kecelakaan pertama di dunia yang menimpa pesawat jet penumpang 737 MAX buat Boeing Co. [ft/au]