Tautan-tautan Akses

Peneliti: Citra Satelit Tunjukkan Israel Serang Fasilitas Bahan Bakar Rudal Iran


Teheran setelah beberapa ledakan terdengar di Teheran pada 26 Oktober 2024. (Foto: AFP
Teheran setelah beberapa ledakan terdengar di Teheran pada 26 Oktober 2024. (Foto: AFP

Kedua peneliti mengatakan serangan Israel ke Iran menargetkan Parchin, kompleks militer besar di dekat Teheran, serta Khojir, lokasi produksi rudal yang luas di area yang sama.

Citra satelit komersial menunjukkan bahwa serangan udara Israel pada Sabtu (26/10) menghantam sejumlah bangunan yang digunakan Iran untuk mencampur bahan bakar padat rudal balistik. Analisis tersebut dikemukakan oleh dua peneliti Amerika yang melakukan evaluasi secara terpisah, menyoroti meningkatnya ketegangan di kawasan terkait program rudal Iran.

Analisis tersebut berasal dari David Albright, mantan inspektur senjata PBB yang mengepalai kelompok riset Institut Sains dan Keamanan Internasional, serta Decker Eveleth, seorang analis riset di lembaga kajian di Washington, CNA.

Kedua peneliti tersebut secara terpisah mengatakan kepada Reuters bahwa serangan Israel menargetkan Parchin, kompleks militer besar di dekat Teheran, serta Khojir, lokasi produksi rudal yang luas di area yang sama, menurut salah satu peneliti, Eveleth.

Seorang pria menangis saat mengibarkan bendera Iran dan Palestina dalam aksi unjuk rasa tahunan untuk memperingati Hari Quds, atau Hari Yerusalem, dalam rangka mendukung warga Palestina, di Teheran, Iran, Jumat, 5 April 2024. (Foto: AP)
Seorang pria menangis saat mengibarkan bendera Iran dan Palestina dalam aksi unjuk rasa tahunan untuk memperingati Hari Quds, atau Hari Yerusalem, dalam rangka mendukung warga Palestina, di Teheran, Iran, Jumat, 5 April 2024. (Foto: AP)

Reuters pada Juli melaporkan bahwa fasilitas rudal Khojir sedang dalam proses ekspansi.

Eveleth menyatakan bahwa serangan Israel kemungkinan "secara signifikan menghambat kemampuan Iran untuk memproduksi rudal dalam jumlah besar".

Militer Israel menyatakan bahwa tiga gelombang jet tempur mereka menyerang fasilitas rudal dan lokasi lainnya di dekat Teheran serta di Iran barat pada Sabtu (26/10) dini hari. Serangan tersebut merupakan balasan atas serangan Teheran pada 1 Oktober, dengan lebih dari 200 rudal diluncurkan ke arah Israel.

Militer Iran mengatakan pesawat tempur Israel menggunakan "hulu ledak yang sangat ringan" untuk menyerang sistem radar perbatasan di Provinsi Ilam, Khuzestan, dan di sekitar Teheran.

Eveleth menyatakan bahwa citra dari Planet Labs, sebuah perusahaan satelit komersial, menunjukkan bahwa serangan Israel menghancurkan dua bangunan di Khojir yang digunakan untuk mencampur bahan bakar padat bagi rudal balistik.

Menurut citra yang ditinjau Reuters, bangunan-bangunan tersebut dikelilingi oleh tanggul tanah yang tinggi. Struktur ini biasanya digunakan untuk produksi rudal dan dirancang agar ledakan di satu bangunan tidak menyebabkan kebakaran di bangunan lain yang menyimpan bahan mudah terbakar.

Menurut Eveleth, citra dari Planet Labs menunjukkan bahwa Israel menghancurkan tiga bangunan yang digunakan untuk mencampur bahan bakar padat rudal balistik serta sebuah gudang di Parchin, kata Eveleth.

Albright menyatakan bahwa ia telah meninjau citra satelit komersial beresolusi rendah dari Parchin yang tampaknya menunjukkan bahwa serangan Israel telah merusak tiga bangunan, termasuk dua yang digunakan untuk mencampur bahan bakar padat bagi rudal balistik.

Menurutnya, bangunan-bangunan tersebut terletak sekitar 320 meter dari fasilitas yang terkait dengan program pengembangan senjata nuklir komprehensif yang ditutup Iran pada 2003, menurut pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan intelijen Amerika Serikat. Iran membantah memiliki program semacam itu.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadiri pertemuan di pusat komando Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 26 Oktober 2024. (Foto: GPO/AFP)
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadiri pertemuan di pusat komando Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 26 Oktober 2024. (Foto: GPO/AFP)

"Israel menyatakan bahwa mereka menargetkan bangunan yang menyimpan alat pencampur bahan bakar padat," kata Eveleth. "Perangkat industri ini sulit diproduksi dan pengendalian ekspornya juga ketat. Iran telah mengimpor banyak alat pencampur selama bertahun-tahun dengan biaya tinggi, sehingga kemungkinan akan sulit untuk menggantinya."

Dengan operasi yang terbatas, katanya, kemampuan Iran untuk memproduksi rudal dalam jumlah besar akan mendapat pukulan telak. Akibat lebih jauh, serangan rudal Iran di masa mendatang untuk menembus pertahanan rudal Israel juga akan menemukan kesulitan.

"Serangan itu tampaknya sangat akurat," katanya.

Menurut pejabat Amerika Serikat, Iran memiliki persenjataan rudal terbesar di Timur Tengah. Teheran ditengarai memasok rudal kepada Rusia untuk digunakan melawan Ukraina, serta kepada pemberontak Houthi di Yaman dan milisi Hizbullah di Lebanon.

Teheran dan Moskow membantah bahwa Rusia mendapat pasokan rudal dari Iran.

Citra dari Planet Labs yang ditinjau awal tahun ini oleh Eveleth dan Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey menunjukkan adanya perluasan besar di Khojir serta kompleks militer Modarres dekat Teheran, yang menurut keduanya dapat meningkatkan produksi rudal, lapor Reuters.

Tiga pejabat senior Iran mengonfirmasi kesimpulan itu. [ah/gg]

Forum

XS
SM
MD
LG