Kremlin menyatakan pada Senin (16/9) bahwa keterkaitan antara Ukraina dan tersangka pelaku penembakan dalam percobaan pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandakan bahwa "bermain api" memiliki konsekuensi yang serius.
"Bukan kami yang seharusnya berpikir, melainkan badan intelijen Amerika Serikat yang seharusnya berpikir. Bagaimanapun, bermain api punya konsekuensi,” ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, saat ditanya tanggapannya terkait upaya pembunuhan terhadap Trump.
Komentar itu jelas merujuk pada dukungan Amerika Serikat terhadap Ukraina dalam melawan Rusia.
CNN, Fox News, dan New York Times mengidentifikasi tersangka sebagai Ryan Wesley Routh, 58 tahun, dari Hawaii, mengutip pejabat penegak hukum yang tidak disebutkan namanya.
Tiga akun media sosial yang mencantumkan nama Routh mengindikasikan bahwa ia adalah pendukung setia Ukraina dalam konflik melawan Rusia.
The New York Times melaporkan pernah mewawancarai Routh pada 2023 untuk sebuah artikel tentang warga Amerika yang menjadi sukarelawan untuk membantu perang Ukraina.
Routh mengungkapkan kepada Times bahwa ia pernah pergi ke Ukraina dan tinggal di sana selama beberapa bulan pada 2022. Ia juga mengaku berusaha merekrut tentara Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban untuk bergabung dalam perang di Ukraina. [ah/es]
Forum