Sedikitnya tiga orang tewas dan lima lainnya luka-luka ketika seorang laki-laki bersenjata melepaskan tembakan membabibuta di dalam trem pada Senin pagi (18/3), di Kota Utrecht, Belanda. Penyerangan itu memicu kewaspadaan nasional karena hanya berselang beberapa hari setelah pembunuhan mengerikan di sebuah masjid di Selandia Baru.
Otorita berwenang berhasil menangkap tersangka, yang diketahui kelahiran Turki, setelah melakukan operasi pencarian besar-besaran sepanjang Senin. Operasi itu mengguncang kota bersejarah berpenduduk 350.000 orang itu.
Motif serangan itu belum diketahui karena aparat berwenang masih melakukan penyelidikan menyeluruh. Namun Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan otorita berwenang berupaya menentukan apakah serangan itu ‘’bermotif teror.’’
Menteri Kehakiman Ferd Grapperhaus mengatakan tersangka, yang diidentifikasi sebagai Gokmen Tanis, usia 37 tahun, sudah dikenal aparat dan memiliki catatan kriminal. Namun ia menolak memberi rincian lebih jauh. Polisi mengatakan mereka juga menangkap seorang tersangka lain yang diduga terlibat dalam serangan itu, tetapi tidka bersedia memberi rincian lain.
Insiden penembakan ini hanya berselang tiga hari setelah pembunuhan mengerikan di dua mesjid oleh seorang pendukung supremasi kulit putih yang membenci imigran, di Kota Christchurch, Selandia Baru, pada saat salat Jumat. Hingga Senin (18/3), sedikitnya 50 orang tewas dan 20 lainnya berada dalam kondisi kritis. Belum ada petunjuk apakah ada hubungan diantara insiden penembakan di Selandia Baru dan di Belanda.
Penembakan di Utrecht terjadi di sebuah persimpangan yang sibuk, yang terletak di kawasan pemukiman padat. Tersangka penembak diduga memiliki senjata api otomatis, ujar Grapperhaus.
Wali Kota Utrecht Jan van Zanen mengatakan “kami asumsikan serangan ini bermotif teror,” meskipun menambahkan bahwa ia juga tidak menafikan adanya motif lain. [em]