Tautan-tautan Akses

Penembakan di Las Vegas Picu Kembali Perdebatan Pengendalian Senjata Api


Para anggota Kongres AS dari Partai Demokrat menyerukan diambilnya tindakan untuk mengendalikan kepemilikan senjata api pasca penembakan massal Las Vegas, dalam pernyataan di Gedung Capitol Rabu (4/10).
Para anggota Kongres AS dari Partai Demokrat menyerukan diambilnya tindakan untuk mengendalikan kepemilikan senjata api pasca penembakan massal Las Vegas, dalam pernyataan di Gedung Capitol Rabu (4/10).

Penembakan massal di Las Vegas yang menewaskan 59 orang dan melukai 527 kembali memicu perdebatan sejak lama di Capitol Hill pada hari Rabu (4/10), ketika anggota Kongres dari fraksi Demokrat dan Republik saling tuduh tentang permainan politik dalam debat pengendalian senjata api.

Suasana menakutkan terasa kental ketika satu per satu penonton dari kerumunan 22 ribu orang yang sedang menonton konser musik di Mandalay Bay, Las Vegas ditembaki.

Suasana mencekam pasca penembakan itu diikuti oleh ritual duka cita ketika orang-orang menggelar acara mengenang para korban.

Disusul rasa frustrasi. Sebagaimana disampaikan senator dari Partai Demokrat Chris Murphy.

“Dukacita dan belasungkawa perlu diikuti dengan tindakan. Keberadaan kita adalah untuk bertindak, untuk mengubah aturan hukum di negara ini, untuk menjawab tantangan,” tukasnya.

Lima tahun lalu seorang laki-laki bersenjata membunuh 26 orang di negara bagian Connecticut, daerah di mana Chris Murphy berasal. Ia menyalahkan Kongres karena tidak mengambil tindakan terhadap tragedi terbaru di Las Vegas.

“Karena kita tidak melakukan sesuatu, penembakan massal terus terjadi,” imbuh Murphy.

Tetapi dialog tentang senjata api menimbulkan perbedaan pandangan yang tajam, termasuk dalam hal waktu. Presiden Trump mengatakan dialog itu akan dilakukan nanti.

“Kita akan bicara tentang undang-undang senjata api seiring berjalannya waktu,” tandas Trump.

Hal ini diamini oleh anggota-anggota fraksi Republik di Kongres, yang mengatakan tragedi itu masih terlalu segar dalam ingatan.

Pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnel mengatakan, “Penyelidikan saja belum selesai dilakukan dan saya kira, kalau pun ada, terlalu prematur untuk membahas solusi hukum.”

Juga isu yang tentunya tidak bisa diselesaikan lewat meregulasi kepemilikan senjata api saja. Sebagaimana disampaikan Ketua DPR Paul Ryan.

“Ketika situasinya mulai tenang dan kita bisa melihat apa yang terjadi di balik tragedi ini, reformasi kesehatan mental merupakan bagian penting untuk memastikan agar kita bisa mencegah terjadinya hal semacam ini lagi,” kata Ryan.

Reformasi itu tidak melanggar hak kepemilikan senjata api yang mempunyai dukungan kuat dalam pemilihan.

“Saya kira pembatasan tidak membawa pengaruh apapun kecuali mencegah warga yang jujur dan ta’at hukum untuk memiliki senjata api yang mereka butuhkan dan layak dapatkan, dengan kebebasan yang ada di Amerika,” ujar Eddie Fulmer.

Presiden Bama Carry, ketua sebuah kelompok yang melindungi hak memiliki senjata api di Alabama. Sementara anggota fraksi Republik di Kongres dari negara bagian New York, Chris Collins, mengatakan pihak lain bermain politik dalam isu senjata api.

“Fraksi Demokrat akan tetap mempolitisir setiap tragedi yang terjadi. Saya kira ini hal yang tercela. Saya menyampaikan belasungkawa kepada korban, namun sekarang ini bukan saatnya untuk membicarakan pengendalian senjata,“ sindir Collins.

Anggota-anggota fraksi Demokrat yang marah mengatakan justru fraksi Republik yang mempolitisir situasi.

“Telusuri ke mana uang mengalir? Anda tahu, NRA (Asosiasi Pemilik Senjata Api Amerika) dan para pemilik senjata api di Amerika telah menghabiskan begitu banyak uang untuk mengubah pokok pembicaraan. Belum ada keberanian politik dari banyak anggota di Kongres,” kata Elizabeth Esty.

Salah seorang anggota fraksi Demokrat di Senat, Chuck Schummer mengatakan Presiden Trump bisa memberikan contoh.

“Ajak kami bersama-sama dan pemimpin bangsa ini menuju suatu undang-undang tentang keselamatan senjata api yag rasional, yang bisa didukung oleh mayoritas warga Amerika – Demokrat, Republik dan Independen,” ujar Schummer.

Ini merupakan kesempatan ketika Trump menjalankan ritual presidensiil yang baru : menuju ke Las Vegas hari Rabu ini (4/10) untuk melihat langsung lokasi penembakan massal pertama dalam masa kepresidenannya. [em/al]

XS
SM
MD
LG