Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan penerbangan pertama yang membawa warga Amerika dari Jepang telah tiba di Taiwan, Jumat, sementara pemerintah-pemerintah asing lainnya mulai menarik warga mereka dari negara yang dilanda bencana.
Wakil Menteri Luar Negeri Patrick Kennedy mengatakan pesawat yang bertolak ke Taiwan, Kamis, membawa hampir 100 orang, sebagian besar anggota keluarga para pejabat Amerika. Penerbangan lainnya dijadwalkan berangkat Jumat. Departemen Luar Negeri Amerika belum memerintahkan evakuasi, tetapi menyediakan penerbangan bagi mereka yang ingin meninggalkan Jepang.
Amerika telah memperingatkan warganya tentang situasi yang memburuk di PLTN Fukushima Daiichi yang rusak, dan memerintahkan warga Amerika agar menjauh sedikitnya 80 kilometer dari lokasi pembangkit.
Presiden Amerika Barack Obama, Kamis, membela rekomendasi untuk zona evakuasi, meskipun zona itu jauh lebih besar dari yang direkomendasikan oleh pemerintah Jepang. Obama mengatakan kepada wartawan, keputusan Amerika tersebut didasarkan pada evaluasi ilmiah yang berhati-hati.
Inggris, Tiongkok dan Perancis adalah di antara pemerintah asing lain yang menyediakan transportasi keluar Jepang bagi warganya.
Sementara itu, kekurangan bahan bakar, listrik yang padam, dan cuaca dingin telah memperlambat upaya bantuan di Jepang dan memperkecil harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat dari puing-puing akibat gempa dan tsunami pekan lalu.
Regu-regu SAR secara bertahap mencapai masyarakat yang kehilangan kontak sejak terjadi gempa karena kerusakan parah pada jalan dan prasarana.
Tapi, hampir seminggu setelah bencana, kemungkinan besar mereka tidak akan menemukan korban selamat dari reruntuhan, dan korban meninggal terus meningkat. Pada tengah hari Kamis, polisi nasional mengatakan lebih dari 5.300 orang tewas dan 9.300 hilang.