Sebuah pengadilan Vietnam telah menolak permohonan banding seorang aktivis terkemuka yang menghadapi hukuman 30 bulan penjara atas tuduhan penggelapan pajak yang katanya bermotif politik.
Pengadilan banding Hanoi memutuskan Selasa (18/2), tidak ada bukti untuk membatalkan hukuman penjara dan denda $ 60,000 terhadap Le Quoc Quan, salah seorang pengecam pemerintah Vietnam yang paling terkenal.
Lebih dari 100 pendukung pengacara Katolik itu dihadang aparat masuk ke pengadilan, sehingga mereka berkumpul di dekatnya, berteriak dan memegang spanduk yang menyerukan pembebasannya.
Sebelum penangkapannya, Le Quoc Quan sering berbicara tentang hak asasi manusia, demokrasi, kebebasan beragama dan topik sensitif lainnya.
Ia telah melakukan mogok makan selama berminggu-minggu, dan tampak lelah di pengadilan. Keluarganya mengatakan ia telah menuntut akses ke Alkitab, dokumen hukum dan pendeta.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan pemerintah ragu-ragu untuk mengadili Le Quoc Quan karena aktivismenya, sehingga mereka terpaksa menggunakan tuduhan penggelapan pajak.
Pengadilan banding Hanoi memutuskan Selasa (18/2), tidak ada bukti untuk membatalkan hukuman penjara dan denda $ 60,000 terhadap Le Quoc Quan, salah seorang pengecam pemerintah Vietnam yang paling terkenal.
Lebih dari 100 pendukung pengacara Katolik itu dihadang aparat masuk ke pengadilan, sehingga mereka berkumpul di dekatnya, berteriak dan memegang spanduk yang menyerukan pembebasannya.
Sebelum penangkapannya, Le Quoc Quan sering berbicara tentang hak asasi manusia, demokrasi, kebebasan beragama dan topik sensitif lainnya.
Ia telah melakukan mogok makan selama berminggu-minggu, dan tampak lelah di pengadilan. Keluarganya mengatakan ia telah menuntut akses ke Alkitab, dokumen hukum dan pendeta.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan pemerintah ragu-ragu untuk mengadili Le Quoc Quan karena aktivismenya, sehingga mereka terpaksa menggunakan tuduhan penggelapan pajak.