Penerbangan Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh pada 2014 oleh rudal buatan Rusia yang ditembakkan dari sebuah lokasi di Ukraina timur, demikian kata pengadilan Belanda yang menangani persidangan keempat tersangka dalam kasus jatuhnya pesawat tersebut, hari Kamis (17/11).
“Pengadilan berpendapat bahwa MH17 dijatuhkan oleh tembakan rudal BUK dari ladang pertanian dekat Pervomaisk, menewaskan seluruh 283 penumpang dan 15 awak pesawat,” ungkap Hakim Ketua Hendrik Steenhuis.
Putusan itu dikeluarkan lebih dari delapan tahun setelah pesawat Boeing 777 yang terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur itu jatuh di Ukraina, menewaskan 298 orang di dalamnya. Ledakan di udara disusul jatuhnya pesawat itu pada 17 Juli 2014 terjadi di tengah konflik antara para pemberontak pro-Rusia dan pasukan Ukraina.
Steenhuis mengatakan, pengadilan meyakini Rusia memegang kendali penuh atas pasukan pemberontak di Ukraina timur kala itu. Puing pesawat dan jasad korban terserak di atas lahan pertanian dan ladang bunga matahari.
“Sejak pertengahan Mei 2014, Rusia disebut-sebut memiliki kendali penuh atas Republik Rakyat Donetsk,” kata Steenhuis, merujuk pada wilayah di mana pesawat komersial itu ditembak jatuh.
Pengadilan kemudian memutus bersalah dua warga negara Rusia dan seorang warga Ukraina pro-Moskow secara in absentia, karena para terdakwa tidak hadir di persidangan, atas pembunuhan seluruh penumpang dan awak pesawat MH17 dan memvonis mereka hukuman penjara seumur hidup.
Sementara seorang lagi warga Rusia dibebaskan karena kurang bukti.
Terdakwa paling senior yang dihukum adalah Igor Girkin, mantan kolonel Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) berusia 51 tahun.
Pada saat kejadian, ia merupakan menteri pertahanan dan komandan angkatan bersenjata Republik Rakyat Donetsk, entitas yang memproklamirkan diri memiliki kedaulatan sendiri, yang merupakan wilayah jatuhnya pesawat.
Girkin dilaporkan saat ini terlibat dalam perang Rusia di Ukraina.
Selain dirinya, anak-anak buahnya juga diputus bersalah, yaitu Sergey Dubinskiy dan Leonid Kharchenko, warga Ukraina yang disebut jaksa merupakan komandan unit penyerang pasukan pemberontak pro-Rusia, yang menerima perintah langsung dari Dubinskiy.
Oleg Pulatovis, satu-satunya terdakwa yang dibebaskan, diwakili pengacara di persidangan.
Mereka menuduh para jaksa “berpandangan sempit” karena mendasarkan kasus mereka pada temuan-temuan penyelidikan internasional tanpa mempedulikan kemungkinan penyebab lainnya.
Moskow telah berulang kali menolak bertanggung jawab atas jatuhnya penerbangan MH17. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya akan “meneliti” pendapat pengadilan Belanda tersebut.
Dalam jumpa pers di Moskow, wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Ivan Nechaev mengatakan kepada wartawan: “Kami akan mempelajari putusan ini karena dalam semua masalah hukum ini, setiap nuansa penting. Setelah mempelajari dokumen hukum itu, kami mungkin akan siap berkomentar.” [rd/lt]
Forum