Penduduk desa Ukraina yang dekat dengan lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines tujuh tahun lalu percaya bahwa kalau kawasan itu damai, bencana itu tidak akan terjadi.
Malaysia Airlines Penerbangan 17 dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ditembak jatuh pada 17 Juli 2014, di Ukraina timur oleh apa yang menurut para penyelidik adalah rudal Buk dari unit anti-pesawat Rusia. Penyelidikan internasional menyimpulkan bahwa rudal ditembakkan dari wilayah yang dikendalikan pemberontak separatis pro-Rusia dan bahwa rudal dibawa ke Ukraina dengan peluncur bergerak dari pangkalan militer di Rusia.
Rusia membantah terlibat.
Seorang penduduk desa Hrabove mengatakan melihat pesawat tanpa ekor dan "sesuatu" jatuh darinya. Penduduk desa lainnya, Alexander Kovalchuk, berusia 15 tahun ketika pesawat itu jatuh menewaskan 298 orang di dalamnya. Gambar-gambar mayat tetap ada dalam ingatannya.
"Kami masih muda, masih anak-anak. Kami melihat cukup banyak. Ini semua karena perang. Jika perang tidak dimulai di sini, tidak akan ada korban, bencana ini tidak akan terjadi," kata Kovalchuk, Minggu (19/12).
Pengadilan terhadap tiga orang Rusia dan seorang Ukraina yang dituduh terlibat penembakan itu masih berlangsung di pengadilan Belanda. Jaksa diperkirakan mulai menyimpulkan bukti-bukti yang mendukung dakwaan. [ka/uh]