Puluhan demonstran anti-pemerintah hadir di sebuah pengadilan Hong Kong, Rabu (25/9), terkait tuduhan terlibat kerusuhan dan bentrokan kekerasan lain dua bulan lalu dekat kantor perwakilan China.
Meski demikian proses pengadilan itu ditunda hingga tanggal 19 November setelah tim penuntut menyatakan mereka memerlukan lebih banyak waktu untuk mempelajari video, termasuk rekaman-rekaman gambar CCTV danpolisi serta video-video yang beredar di internet.
Terkait keputusan itu, pengacara para terdakwa mengatakan, seluruh terdakwa – yang jumlahnya mencapai 44 orang -- dibebaskan dengan jaminan.
Polisi bentrok dengan ribuan demonstran di bekas koloni Inggris itu pada 28 Juli dalam usahanya melindungi kantor perwakilan China itu dari amukan massa. Mereka menembakkan gas air mata dan peluru karet. Para demonstran, yang umumnya pemuda, mencabut tanda-tanda jalan dan pagar untuk membentuk barikade yang menahan gerak polisi. Bentrokan polisi dan demonstran itu membuat banyak orang terluka.
Demonstrasi itu sendiri awalnya dipicu oleh aksi protes menentang RUU ekstradisi yang tadinya akan dibahas di parlemen Hong Kong namun kemudian meluas ke tuntutan agar wilayah itu diberi hak otonomi yang lebih luas, termasuk memilih pemimpin mereka sendiri. [ab/uh]
