Juri pengadilan California hari Senin (21/8) memerintahkan Johnson & Johnson untuk membayar 417 juta dolar kepada seorang perempuan yang mengaku menderita kanker rahim setelah menggunakan produk bedak tabur seperti Johnson’s Baby Powder untuk kebersihan daerah kewanitaan, kantor berita Reuters dalam laporannya.
Juri pengadilan tinggi Los Angeles mengabulkan tuntutan warga California, Eva Echeverria. Ini adalah tuntutan hukum terbesar dengan menuduh J&J telah lalai tidak memberikan peringatan yang cukup kepada konsumen mengenai risiko kanker pada produk-produk berbahan dasar talek.
“Kami bersyukur atas keputusan juri untuk kasus ini dan Eva Echeverria mendapatkan hasil di pengadilan,” kata pengacara Eva, Mark Robinson dalam pernyataanya.
Putusan termasuk 70 juta dolar kompensasi dan 347 juta dolar hukuman ganti rugi. Hal ini adalah kemunduran terbesar untuk J&J yang menghadapi 4.800 tuntutan lainnya secara nasional dan terkena putusan ganti rugi senilai 300 juta dolar dari juri di Missouri.
“Kami akan mengajukan banding terhadap keputusan hari ini karena kami mengikuti pedoman ilmu pengetahuan yang mendukung keamanan Johnson’s Baby Powder,” kata J&J dalam pernyataanya.
Tuntutan hukum Echeverria adalah yang pertama dari ratusan kasus bedak tabur California yang masuk ke persidangan.
Perempuan berusia 63 tahun itu mengaku terkena kanker rahim fatal setelah berpuluh tahun menggunakan produk J&J. Pengacaranya beralasan J&J mendorong para perempuan untuk menggunakan produknya walaupun sudah mengetahui ada kajian-kajian yang menghubungkan antara kanker rahim dan penggunan bedak tabur pada daerah kelamin.
J&J membantah dengan mengatakan bahwa beberapa kajian dan lembaga-lembaga federal tidak menemukan produk-produk bedak tabur yang karsinogenik.
Persidangan ini menyusul lima kasus sebelumnya di persidangan negara bagian Missouri di mana masih banyak tuntutan hukum yang mengalami penundaan.
J&J kalah di 4 kasus pengadilan dan bersama suplier bedak tabur lainnya terkena putusan pengadilan sebanyak 307 juta dolar. Sebelum putusan hari Senin, putusan terbesar adalah 110 juta dolar. [fw/au]