Pengamat Ukraina dari CBA Initiatives Center, Glib Voloskyi, mengatakan pada hari Senin (18/11) bahwa dampak pemberian izin penggunaan senjata jarak jauh buatan Barat untuk menyerang target di Rusia akan bergantung pada aturan penggunaannya.
Jika serangan boleh dilakukan ke seluruh wilayah Rusia, kurangnya efek kejut mungkin akan mendorong Rusia memindahkan pasukannya, pusat-pusat komandonya, serta rute pasokannya agar tidak terjangkau rudal Barat, kata Voloskyi.
Meski demikian, langkah itu menghadirkan tantangan bagi Rusia. Jarak yang lebih jauh antara garis depan dengan rute pasokan akan memperlambat pengiriman logistik, sehingga sulit memenuhi kebutuhan para tentara sesegera mungkin.
Angkatan udara Rusia juga akan lebih lama merespons tuntutan di medan tempur.
Apabila serangan terbatas hanya ke wilayah Kursk, maka Rusia dapat merelokasi pusat-pusat komando dan unit-unit angkatan udaranya ke wilayah Bryansk atau Belgorod yang jaraknya dekat. Walaupun akan tetap menghadirkan tantangan logistik, langkah itu tidak akan begitu banyak memengaruhi garis depan.
“Ini adalah isyarat yang dikirimkan pemerintahan Biden ke Korea Utara dan Rusia, yang mengisyaratkan bahwa keputusan untuk melibatkan unit-unit Korea Utara telah melewati batas,” kata Voloskyi.
Pada saat yang sama, pemberitahuan mengenai keputusan tersebut sebelum operasi militer yang sebenarnya dilancarkan dapat mencerminkan upaya tambahan AS untuk mengelola eskalasi.
“[Pemberitahuan] ini memungkinkan mereka untuk menakar reaksi Rusia dan mungkin mengkalibrasi ulang tanggapan mereka jika eskalasi yang terjadi melampaui apa yang siap dihadapi pemerintahan [Amerika] saat ini,” tambahnya.
Di Ukraina, kabar bahwa AS mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh Barat ke wilayah Rusia disambut optimisme yang penuh kehati-hatian. Banyak di Ukraina yang menekankan bahwa keputusan itu sudah lama tertunda.
Pada tahap ini dalam peperangan, keputusan yang diperoleh dengan susah-payah itu mungkin tidak akan banyak berpengaruh bagi Ukraina di medan tempur, kata Voloskyi.
“Keputusan itu diambil terlalu terlambat. Andai saja dibuat pada awal musim gugur, mungkin keputusan itu bisa mengacaukan serangan balik Rusia di wilayah Kursk. Dan andai saja keputusan itu dibuat lebih awal lagi, bisa saja menggagalkan serangan [Rusia] ke arah Pokrovsk,” ungkapnya.
Analisis yang sama disampaikan Patrick Bury, lektor senior dalam bidang keamanan di University of Bath, Inggris. Ia mengatakan, konsekuensi kebijakan baru AS di medan tempur tidak pasti.
Perubahan itu dilakukan “terlalu terlambat untuk dapat meninggalkan dampak strategis yang besar,” kata Bury.
“Dampak akhirnya mungkin memperlambat tempo serangan Rusia, yang sedang terjadi saat ini,” ujarnya.
Keputusan untuk mengizinkan Kyiv menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (Army Tactical Missile System/ATACMs) untuk menyerang lebih jauh ke dalam wilayah Rusia diambil ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan pasukan Korea Utara di sepanjang perbatasan utara Ukraina untuk mencoba merebut kembali ratusan mil wilayah yang direbut pasukan Ukraina. [rd/ab]
Forum