Serangan bom dan penembakan di ibu kota Afghanistan, Kabul, Selasa (15/12), menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk seorang wakil gubernur provinsi, kata sejumlah pejabat.
Menurut Tariq Arian, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, sebuah bom yang dipasang di kendaraan lapis baja milik wakil gubernur provinsi Kabul itu menewaskan dua orang, dan melukai dua lainnya.
Wakil gubernur provinsi yang menjadi target serangan tersebut, Mahbobullah Mohibi, tewas bersama sekretarisnya sementara dua pengawalnya terluka, kata Arian. Pengeboman itu terjadi di kawasan permukiman Macrorayan di Kabul.
Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, mengutuk serangan itu dan mengatakan peningkatan serangan jelas merupakan musuh proses perdamaian di Afghanistan.
Sima Samar, utusan khusus presiden sekaligus menteri negara urusan HAM, memposkan sebuah cuitan di Twitter yang mengatakan bahwa “rakyat lelah menghadapi serangan teroris setiap hari.” Samar juga mendesak Taliban agar menyetujui “gencatan senjata untuk menghentikan pembunuhan dan lebih banyak pertumpahan darah.”
Dalam sebuah serangan lain di Kabul, sekelompok orang bersenjata menembak mati seorang polisi dan melukai seorang polisi lainnya, kata Ferdaws Faramarz, juru bicara kepala polisi Kabul. Investigasi sedang berlangsung saat ini, tambahnya.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan di Kabul itu. Kelompok ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas berbagai serangan di ibu kota dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan mengerikan terhadap institusi pendidikan yang menewaskan 50 orang, kebanyakan dari mereka adalah pelajar.
Taliban telah melancarkan pertempuran sengit melawan ISIS, terutama di benteng pertahanan ISIS di Afghanistan Timur, sementara melanjutkan pemberontakan mereka terhadap pasukan pemerintah Afghanistan.
Secara terpisah, Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan, Selasa, pasukannya berhasil menghalau serangan Taliban di distrik Arghandab, di provinsi Kandahar, Afghanistan Selatan. Setidaknya tujuh militan Taliban tewas, klaimnya.
Pada hari Senin (14/12), kementerian itu mengumumkan pihak berwenang sedang menyelidiki laporan mengenai serangan udara selama akhir pekan lalu yang menewaskan lebih dari 10 warga sipil, termasuk anak-anak di Arghandab.
Kekerasan di Afghanistan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir bahkan ketika para perunding pemerintah Taliban dan Afghanistan bertemu di Qatar dalam usaha mewujudkan kesepakatan damai yang dapat mengakhiri perang yang telah berlangsung selama puluhan tahun. [ab/uh]