Lebih dari 900 ribu dolar AS (Rp 12 Milyar lebih) terkumpul lewat penggalangan dana online untuk membangun kembali sebuah masjid yang hancur akibat terbakar di kota Victoria, negara bagian Texas selatan akhir pekan kemarin, melebihi jumlah yang dibutuhkan, menurut laman GoFundMe, situs penggalangan dana online, pada hari Senin, 30 Januari 2017.
Laman GoFundMe untuk Victoria Islamic Center menerima donasi lebih dari 19.000 orang dua hari setelah masjid yang terletak 200 kilometer di barat daya kota Houston itu dilalap api hari Sabtu (28/1) pagi.
Kebakaran masjid tersebut dikategorikan sebagai "mencurigakan," menurut juru bicara kota Victoria, O.C. Garza.
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan luar biasa yang kami terima," kata para pemimpin masjid dalam sebuah pernyataan di laman GoFundMe tersebut.
"Begitu banyak cinta, kata-kata penuh kebaikan, pelukan, bantuan serta kontribusi keuangan yang kami terima adalah contoh jiwa Amerika sesungguhnya," tambahnya.
Kebakaran tersebut terjadi beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani inpres Jumat lalu (27/1) yang melarang pendatang dari tujuh negara mayoritas Muslim memasuki Amerika selama beberapa bulan dengan alasan keamanan nasional.
Pihak berwenang tidak menemukan bukti yang menghubungkan kebakaran dengan inpres tersebut.
Kebakaran tersebut dilaporkan terjadi sekitar jam 2 pagi pada hari Sabtu waktu setempat, menurut Garza. Ketika pemadam kebakaran tiba di masjid, "api sudah sampai ke atap, jadi kami berusaha agar kebakaran tidak menyebar," ujarnya.
Kebakaran masjid tersebut sangat parah sehingga hanya bagian luarnya yang selamat dari kebakaran, tambah Garza.
Petugas pemadam kebakaran negara bagian, begitu juga agen Biro Penyelidik Federal AS (FBI) dan Biro Pengendalian Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak AS, sedang menyelidiki insiden tersebut. Garza mengatakan mungkin dibutuhkan waktu berminggu-minggu sebelum penyebab kebakaran bisa diketahui.
Muslim di AS telah menyatakan kekhawatiran mereka atas Islamofobia (rasa takut dan kebencian terhadap Islam) yang semakin berkembang di negara tersebut, di tengah kekhawatiran tentang retorika nasional yang menentang Islam.
Di Kanada, seorang pria keturunan Perancis-Kanada dicurigai masuk ke sebuah masjid di Quebec City saat shalat malam hari Minggu dan menembaki jemaah, menewaskan enam orang dan 17 lainnya luka-luka.
Garza mengatakan pejabat bangunan kota telah bertemu dengan para pemimpin masjid, yang berencana merobohkan sisa-sisa masjid dan membangunnya kembali di tempat yang sama. Ia mengatakan telah menerima begitu banyak dukungan terhadap masjid tersebut, dan menambahkan bahwa sekitar 500 orang hadir pada ibadah hari Minggu lalu.
"Mereka anggota komunitas kami yang luar biasa," kata Garza. [dw]