Tautan-tautan Akses

KADIN: Penguatan Rupiah Jangan Sampai Ganggu Perekonomian Nasional


Menteri Keuangan, Agus Martowardojo
Menteri Keuangan, Agus Martowardojo

Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, termasuk terhadap dolar Amerika, menurut pengusaha sudah mulai mengganggu kinerja ekspor.

Kepada pers di Jakarta Rabu malam, Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto berpendapat sebaiknya nilai tukar rupiah berada di atas Rp 9.000 per dolar Amerika. Ia mengingatkan produk-produk Indonesia sudah kalah bersaing dengan produk asing sehingga sulit diekspor maka dengan menguatnya nilai tukar rupiah secara tajam akan semakin memperparah kinerja ekspor Indonesia.

“Perdagangan kita meningkat, ekspor kita meningkat. Tetapi, karena rupiah menguat kita agak khawatir. Kalau rupiah terlalu kuat, maka yang terjadi adalah orang akan lebih banyak impor daripada ekspor. Kecenderungannya adalah kita lihat impor kita meningkat tajam. Ini yang harus kita waspadai. Rupiah jangan terlalu kuat, menurut hemat saya seharusnya jangan di bawah 9.000,” ujar Ketua Umum Kadin.

Sebelumnya kepada pers di Jakarta, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo menjelaskan pemerintah akan menjaga anggaran negara dari berbagai situasi agar tidak berdampak negatif terhadap perekonomian nasional. Kenaikan harga minyak mentah dunia dan penguatan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini diakui Menteri Agus Marto menjadi fokus perhatian pemerintah.

Khusus untuk penguatan nilai tukar rupiah ditegaskan Menteri Agus Marto pemerintah menjaga keterkaitan penguatan tersebut terhadap neraca perdagangan agar bisa menekan defisit perdagangan yang terus meningkat.

“ituah situasinya. Kita akan kelola itu, tetapi kita juga mesti mewaspadai balance of trade; dan balance of trade itu kelihatan cukup mengecil,” ujar Menkeu.

Saat ini nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 8.500 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terus terjadi sejak awal 2011 dari sekitar Rp 9.300 per dollar Amerika. Menguatnya nilai tukar rupiah menurut pemerintah lebih disebabkan karena melemahnya nilai tukar dollar Amerika akibat perekonomian Amerika melemah. Kondisi tersebut menurut Badan Pusat Statistik atau BPS menyebabkan eskpor Indonesia melemah dan impor terus naik, bahkan impor yang terjadi April 2011 merupakan impor tertinggi selama ini bagi Indonesia. Situasi tersebut menurut pemerintah dan Bank Indonesia harus diwaspadai karena pemerintah masih mengandalkan kinerja ekspor untuk mendongkrak perekonomian nasional. Tahun ini pemerintah menargetkan ekspor mencapai 160 milyar dollar Amerika, naik dibanding target tahun lalu sebesar 150 milyar dollar Amerika

XS
SM
MD
LG