Warga China etnis Kazakh yang mengungkap keberadaan apa yang disebut kamp pendidikan ulang bagi Muslim di wilayah Xinjiang, akan mencari suaka di Swedia.
Pengacara Sayragul Sauytbay mengatakan ia dan keluarganya meninggalkan Almaty pada Senin (3/6) setelah Kazakhstan menolak memberinya suaka.
Pejabat Swedia memberinya paspor alien, tetapi belum mengatakan apakah akan menyetujui permintaan suakanya.
Sauytbay adalah warga China keturunan Kazakh. Polisi menangkapnya tahun lalu ketika ia melarikan diri dari China ke Kazakhstan untuk bergabung dengan keluarganya. Ia masuk ke negara itu dengan dokumen palsu karena China menyita paspornya.
Pengadilan Kazakh membebaskannya setelah protes publik. Tetapi otoritas Kazakh menolak permintaan suaka. Ia mengatakan takut kembali ke China karena pemerintah "ingin agar ia bungkam."
Pejabat-pejabat PBB mengatakan China mengubah provinsi barat laut Xinjiang menjadi "sesuatu yang mirip kamp interniran besar-besaran." Mereka percaya sampai sebanyak satu juta Muslim, termasuk orang-orang Kazakh, Uighur, dan Han, berada dalam kamp-kamp itu dan dijejali indoktrinasi politik.
China menyangkal tuduhan indoktrinasi dan menyebut kamp-kamp itu "pusat-pusat pendidikan kejuruan" untuk melawan ekstremisme agama.[ka]