Para pengungsi Ethiopia yang tinggal di Ibu Kota Sudan, Khartoum, pada akhir Agustus 2021 tepatnya hari Jumat (27/8) memperingati hari libur tradisional yang merayakan anak-anak perempuan dan perempuan muda.
“Selama perayaan itu kami menata rambut dan mengenakan pakaian tradisional. Kami juga berfoto dan menyiapkan makanan-makanan tradisional, menyembelih seekor ayam atau seekor domba, bagi mereka yang mempunyai uang. Ini adalah pesta untuk anak-anak perempuan dan kami sangat menikmatinya," kata Veiore Kedo pelajar berusia 20 tahun sekaligus pengungsi Ethiopia dari Tigray.
Selama liburan tahunan yang dikenal sebagai Ashenda itu, kaum perempuan mengenakan pakaian tradisional dan menampilkan tari-tarian bertemakan cerita rakyat.
Ashenda merupakan rumput tinggi dan berwarna hijau yang ditemukan di Ethiopia.
“Perayaan ini termasuk pertanda bagi kami, para perempuan. Ini adalah kebebasan selama tiga hari ketika kami dapat merayakannya. Ini adalah hari libur tradisional bagi anak-anak perempuan dan perempuan muda yang berlangsung setahun sekali," kata Gabrmdenat Athanoma, pengungsi Ethiopia yang berasal dari wilayah Tigray.
Sejumlah perempuan beserta anak-anak perempuan mengenakan ashenda itu untuk menghiasi gaun-gaun perayaan tradisional mereka.
Setiap tahun peringatan itu biasanya dirayakan di Tigray dan Amhara Utara di wilayah Ethiopia pada akhir Agustus.
“Perayaan itu dikenal sebagai Ashanda dan sudah ada sejak 400-500 tahun yang lalu. Ini adalah sebuah tradisi masyarakat Tigray di mana dirayakan anak-anak perempuan. Mereka memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan," ujar salah seorang pengungsi asal Tigray, Talahon Gebre.
Perang sembilan bulan di utara Ethiopia telah memaksa ribuan orang mengungsi ke Sudan, banyak dari mereka merupakan kelompok minoritas Tigray, Akan tetapi beberapa dari mereka termasuk Amharik dan kelompok etnis lainnya.[mg/jm]