Juru bicara operator kapal ferry ‘P&O Ferries’ mengatakan para migran tidak bisa naik ke bagian dek kapal karena awak kapal mengunci pintu-pintu. Ditambahkannya beberapa pengungsi meninggalkan kapal secara sukarela dan sisanya akan diusir polisi secara paksa jika perlu.
‘P&O Ferries’ mengatakan para penumpang bisa mengalami penundaan keberangkatan kapal antara 90 hingga 120 menit karena apa yang disebutnya sebagai ‘’insiden keamanan’’ itu.
Perusahaan kapal ferry DFDS Seaways memasang pesan di Twitter bahwa pelabuhan Calais telah ditutup karena "pendudukan oleh migran" dan menambahkan bahwa pelabuhan akan dibukan ‘’segera setelah para migran berhasil dikeluarkan dari pelabuhan."
Insiden itu terjadi setelah demonstrasi sekitar 2.000 orang di Calais yang mendukung para migran.
Ribuan pengungsi yang lari dari perang dan kemiskinan di Afrika dan Timur Tengah telah hidup di tenda-tenda pengungsian yang miskin di dekat Calais, yang juga disebut "hutan," selama 12 bulan terakhir.
Pelabuhan Calais biasanya digunakan sebagai tempat persinggahan sebelum para pengungsi berupaya menyebrangi English Channel menuju ke Inggris supaya bisa memiliki kehidupan yang lebih baik. [em]