Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton hari Selasa mengatakan, Amerika khawatir mengenai laporan bahwa Rusia mengirim helikopter tempur ke Suriah, sementara ketua penjaga perdamaian PBB mengatakan Suriah kini dalam perang sipil berskala penuh.
Menteri Clinton juga mengatakan dalam diskusi kelompok think tank 'Brookings Institution' di Washington DC, klaim Rusia bahwa pengiriman senjata ke Suriah tidak terkait konflik tersebut "nyata-nyata tidak benar." Dikatakan, Amerika telah meminta Rusia agar menghentikan pengiriman senjata ke negara yang dilanda 15 bulan kerusuhan berdarah itu.
Komentar Clinton disampaikan sementara ketua penjaga perdamaian PBB Herve Ladsous kepada wartawan mengatakan, kekerasan di Suriah "meningkat besar" dan kini dalam perang saudara habis-habisan. Menurutnya, pemerintah Suriah telah kehilangan beberapa wilayah yang jatuh ke tangan oposisi dan ingin merebut kembali wilayah-wilayah itu menggunakan tank, artileri dan helikopter tempur. Tetapi Jurubicara PBB Martin Nesirky menolak penggambaran itu. Kepada wartawan ia lalu mengatakan "bukan PBB yang menyatakan demikian." Namun, Nesirky mengukuhkan kekerasan di Suriah "semakin meningkat dan intens".
Organisasi HAM Suriah mengatakan setidaknya 34 orang tewas hari Selasa ketika pasukan pemerintah terus menyerang kubu pemberontak dan pemantau PBB melaporkan massa yang marah mencegah mereka mencapai kota al-Haffeh, di Suriah barat yang diserang.
Komite Koordinasi Lokal (LCC), kelompok aktivis dengan anggota di seluruh Suriah, kepada VOA mengatakan, korban tewas termasuk 14 warga sipil di Deir al-Zour, 10 di Homs dan delapan di Aleppo. Sejumlah tentara juga tewas. Jurubicara LCC Rafif Jouejati mengatakan pasukan pemberontak di al-Haffeh mencoba menyelundupkan warga sipil yang terperangkap ke perbatasan Turki di dekatnya.
Bentrokan di al-Haffeh dimulai pekan lalu ketika pasukan keamanan mencoba merebut kota Muslim Sunni yang strategis, terletak dekat kota pelabuhan Latakia dan perbatasan Turki - dan secara aktif digunakan pemberontak sebagai rute penyelundupan orang dan pasokan. Misi PBB di Suriah mengatakan massa yang tampaknya penduduk al-Haffeh mengepung pengamat PBB dan melempar batu dan besi logam ke kendaraan mereka, menembaki mereka ketika meninggalkan daerah itu. Tidak seorang pun pengamat cedera.
Menteri Clinton juga mengatakan dalam diskusi kelompok think tank 'Brookings Institution' di Washington DC, klaim Rusia bahwa pengiriman senjata ke Suriah tidak terkait konflik tersebut "nyata-nyata tidak benar." Dikatakan, Amerika telah meminta Rusia agar menghentikan pengiriman senjata ke negara yang dilanda 15 bulan kerusuhan berdarah itu.
Komentar Clinton disampaikan sementara ketua penjaga perdamaian PBB Herve Ladsous kepada wartawan mengatakan, kekerasan di Suriah "meningkat besar" dan kini dalam perang saudara habis-habisan. Menurutnya, pemerintah Suriah telah kehilangan beberapa wilayah yang jatuh ke tangan oposisi dan ingin merebut kembali wilayah-wilayah itu menggunakan tank, artileri dan helikopter tempur. Tetapi Jurubicara PBB Martin Nesirky menolak penggambaran itu. Kepada wartawan ia lalu mengatakan "bukan PBB yang menyatakan demikian." Namun, Nesirky mengukuhkan kekerasan di Suriah "semakin meningkat dan intens".
Organisasi HAM Suriah mengatakan setidaknya 34 orang tewas hari Selasa ketika pasukan pemerintah terus menyerang kubu pemberontak dan pemantau PBB melaporkan massa yang marah mencegah mereka mencapai kota al-Haffeh, di Suriah barat yang diserang.
Komite Koordinasi Lokal (LCC), kelompok aktivis dengan anggota di seluruh Suriah, kepada VOA mengatakan, korban tewas termasuk 14 warga sipil di Deir al-Zour, 10 di Homs dan delapan di Aleppo. Sejumlah tentara juga tewas. Jurubicara LCC Rafif Jouejati mengatakan pasukan pemberontak di al-Haffeh mencoba menyelundupkan warga sipil yang terperangkap ke perbatasan Turki di dekatnya.
Bentrokan di al-Haffeh dimulai pekan lalu ketika pasukan keamanan mencoba merebut kota Muslim Sunni yang strategis, terletak dekat kota pelabuhan Latakia dan perbatasan Turki - dan secara aktif digunakan pemberontak sebagai rute penyelundupan orang dan pasokan. Misi PBB di Suriah mengatakan massa yang tampaknya penduduk al-Haffeh mengepung pengamat PBB dan melempar batu dan besi logam ke kendaraan mereka, menembaki mereka ketika meninggalkan daerah itu. Tidak seorang pun pengamat cedera.