Para pejabat Pentagon mengakui bahwa meskipun serangan udara yang dipimpin AS terhadap Houthi telah berlangsung selama sebulan, kelompok pemberontak tersebut, yang didukung Iran, masih mampu melancarkan serangan yang signifikan.
Pekan ini, mereka merusak parah kapal dan menembak jatuh drone AS yang bernilai puluhan juta dolar.
Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan dalam pengarahan pada Selasa (20/2), “Setiap hari, menurut saya, serangan kami atau serangan koalisi yang dinamis berdampak. Tetapi kami sama sekali tidak mengatakan bahwa kami menghancurkan semua kemampuan mereka. Kami tahu bahwa mereka mempunyai pasokan yang banyak, gudang yang besar, dan mereka akan terus menggunakannya."
Houthi terus menyerang kapal-kapal yang melintasi Selat Bab el-Mandeb, koridor penting di Laut Merah. Mereka menyatakan, serangan itu adalah bentuk tentangan atas perang Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza. Singh mengatakan bahwa serangan Houthi menggarisbawahi tantangan dalam upaya menghentikan serangan gaya gerilya yang biasa mereka lakukan dalam mempertahankan ibu kota Yaman dan sebagian besar wilayah utara negara itu yang dilanda perang sejak 2014.
Para analis memperingatkan bahwa semakin lama serangan Houthi berlangsung, semakin besar risiko gangguan terhadap pelayaran internasional akan mulai membebani perekonomian global.
Houthi pada Selasa pagi merilis rekaman yang mereka gambarkan sebagai rudal permukaan-ke-udara yang menjatuhkan drone AS MQ-9 Reaper di lepas pantai Hodeida, kota pelabuhan Yaman yang mereka kuasai di Laut Merah.
Singh menanggapi pertanyaan tentang drone itu dan mengukuhkan jatuhnya drone tersebut. [ka/rs]
Forum