Laporan Pentagon menyebutkan militer China mengalami "gelombang baru" korupsi di kalangan pemimpin seniornya tahun lalu. Itu mungkin mengganggu kemajuan menuju modernisasi militernya, sementara negara itu meningkatkan agresi terhadap Taiwan dan Filipina.
Laporan tahunan Departemen Pertahanan AS mengenai China Military Power itu dirilis Rabu (18/12). Disebutkan bahwa sedikitnya 15 perwira militer berpangkat tinggi dan eksekutif industri pertahanan telah dicopot dari jabatan mereka antara Juli dan Desember 2023. Beberapa pemimpin yang diselidiki dan dicopot karena korupsi pernah mengawasi proyek-proyek yang terkait modernisasi rudal konvensional dan nuklir negara itu.
Korupsi dalam militer bukanlah hal baru. Tetapi masalah itu telah menyusup ke kepemimpinan teratas ketika Menteri Pertahanan Nasional China Li Shangfu dicopot dari jabatan pada akhir Oktober tahun lalu. Li memimpin Departemen Pengembangan Peralatan Komisi Militer Pusat dari 2017 hingga 2022, di mana ia menandatangani semua akuisisi senjata Tentara Pembebasan Rakyat, PLA, sebelum menjadi menteri pertahanan.
Tujuan militer China mencakup menuntaskan modernisasi pada 2035 dan menjadi militer "kelas dunia" pada akhir 2049. China juga telah menetapkan tujuan 2027 sebagai penanda jangka pendek untuk memastikan rencana modernisasinya berlanjut. Pada 2027, PLA akan berulang tahun ke-100.
Laporan tersebut menyebut kemajuan China menuju tonggak kemampuan yang dinyatakan pada 2027 "tidak merata" tanpa secara eksplisit mengatakan apakah militer China telah mengalami kemunduran.
Meskipun ekonomi China menyusut, anggaran pertahanan Beijing diperkirakan 40% hingga 90% lebih banyak dari yang diumumkan dalam anggaran pertahanan publiknya, yang setara dengan total belanja pertahanan $330 miliar hingga $450 miliar untuk 2024. [ka/jm]
Forum