Narapidana yang menulis Guantanamo Diary, memoar tentang hidupnya sebagai tahanan dalam penjara militer AS yang kontroversial, telah dibebaskan setelah dipenjara selama 14 tahun.
Mohamedou Ould Slahi, 45, telah kembali ke negara asalnya Mauritania setelah dipenjara di Guantanamo, Kuba, tanpa dakwaan sejak 2002.
Tanggal 14 Juli lalu, Ould Slahi dinyatakan akan dibebaskan dari penjara tersebut di pangkalan militer AS.
Departemen Pertahanan AS mengukuhkan pemindahannya Senin (17/10).
Ould Slahi menjadi salah satu tahanan Guantanamo paling menonjol dengan penerbitan memoar penjara yang menggambarkan penahanan dan interogasi selama bertahun-tahun, termasuk pengalaman menghadapi teknik kejam yang secara luas dianggap penyiksaan.
Awalnya ia dituduh sebagai perekrut senior untuk al-Qaida. Namun para pengacaranya menyatakan bahwa kaitan-kaitannya dengan para militan terbatas pada awal 1990an ketika ia bertempur di Afghanistan bersama para pemberontak mujahidin anti-komunis.
"Saya merasa bersyukur dan berutang budi pada orang-orang yang telah membela saya," ujar Ould Slahi dalam pernyataan yang dirilis oleh Serikat Kebebasan Sipil Amerika.
"Saya belajar bagaimana kebaikan itu ada lintas negara, budaya dan etnis. Saya tak sabar bertemu lagi dengan keluarga saya."
Dengan pembebasannya, sekarang ada 60 tahanan di Guantanamo, termasuk 19 orang yang telah disetujui untuk dibebaskan dan diperkirakan akan keluar dalam beberapa bulan sebelum Presiden AS Barack Obama meninggalkan jabatannya.
Obama telah mencari cara untuk menutup penjara tersebut namun dihalangi oleh Kongres, yang memberlakukan aturan yang melarang pemindahan tahanan ke AS. [hd]
