Penyanyi dan aktivis Taiwan, Panai, menyerukan agar masyarakat tidak melupakan tindakan keras berdarah China terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen pada 1989. Dia menyerukan imbauan itu pada salah satu acara paling bergengsi di dunia hiburan berbahasa Mandarin.
Sebagian besar seniman China dalam beberapa tahun terakhir tidak menghadiri acara penghargaan musik Taiwan, Golden Melody Awards, karena ketegangan baru antara Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis dan China. Ditambah lagi, pernyataan mengenai tragedi Tiananmen sepertinya tidak akan membuat Beijing menyukai upacara tersebut.
Naik panggung setelah memenangkan penghargaan untuk album berbahasa Taiwan terbaik pada upacara di Taipei, Panai mengatakan perhelatan tersebut adalah peringatan 35 tahun penghargaan tersebut.
“Insiden Lapangan Tiananmen juga tepat 35 tahun, jangan sampai kita lupa,” ujarnya.
Tank-tank militer China meluncur ke alun-alun sebelum fajar pada 4 Juni 1989, untuk mengakhiri demonstrasi pro-demokrasi yang dilakukan mahasiswa dan pekerja selama berminggu-minggu. Diskusi publik tentang apa yang terjadi saat itu adalah hal yang tabu di China, meskipun hal itu dibicarakan secara bebas di Taiwan.
China mengatakan “sudah lama sekali” mencapai kesimpulan yang jelas mengenai peristiwa pada 1989, dan Kantor Urusan Taiwan China tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Panai telah berkampanye selama bertahun-tahun untuk hak-hak masyarakat adat Taiwan.
“Demokrasi adalah perjalanan yang panjang dan tidak mudah, kami tertekan karena kami tidak tahu apakah kami akan ditindas oleh kekuatan yang ‘lebih besar’,” katanya kepada wartawan di belakang panggung setelah kemenangannya.
“Alasan mengapa saya menyebutkan acara tersebut di atas panggung adalah karena demokrasi Taiwan adalah sebuah proses yang perlu kita hargai; kebebasan dan kebebasan berpendapat adalah hal yang perlu kita lindungi.”
Tidak ada penyanyi China yang menghadiri penghargaan tahun ini, meskipun ada beberapa nominasi terkenal, termasuk Xu Jun yang memenangkan komposer terbaik.
Meski Taiwan hanya berpenduduk 23 juta jiwa, tapi pengaruh musik popnya menyebar luas di Asia Timur, terutama di China. Salah satunya karena kreativitas para artis tidak terkekang oleh sensor.
Penghargaan ini tidak hanya memberi penghargaan untuk penyanyi lagu-lagu pop Mandarin atau Mandopop, tetapi juga para artis yang bernyanyi dalam bahasa Taiwan – yang juga dikenal sebagai Hokkien – Hakka dan bahasa Pribumi seperti Bunun. Acara penghargaan itu menjadi sebuah tanda nyata dari upaya pemerintah Taiwan untuk mempromosikan bahasa-bahasa daerah yang pernah ditindas. [ft/ah]