Tautan-tautan Akses

Penyelidikan Pemakzulan Dipusatkan pada Bantuan Militer AS untuk Ukraina


Presiden AS Donald Trump (kanan) ketika bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy 25 September 2019 di New York (foto: dok).
Presiden AS Donald Trump (kanan) ketika bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy 25 September 2019 di New York (foto: dok).

Penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump yang dilakukan DPR kini dipusatkan pada apakah Gedung Putih menangguhkan janji bantuan militer Amerika kepada Ukraina hingga pemimpin negara itu setuju memberi bantuan politik kepada Trump, atau tidak.

Sementara anggota Kongres menyelidiki peran Trump dalam masalah ini, wartawan VOA Cindy Saine mengkaji lebih dalam soal bantuan militer yang menjadi pusat kontroversi itu dan mengapa bantuan itu begitu penting bagi Ukraina.

Pada tahun 2014 Rusia menginvasi bagian timur Ukraina dan secara tidak sah mencaplok Krimea, yang merupakan bagian dari wilayah Ukraina. Sejak saat itu Amerika telah memberi bantuan keamanan lebih dari 1,6 miliar dolar kepada Ukraina untuk mempertahankan diri dari Rusia, negara tetangganya yang lebih kuat, di tengah konflik bersenjata yang sedang berlangsung dengan kelompok separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas, di bagian timur Ukraina.

Mark Simakovsky di Atlantic Council mengatakan, “Sejak saat itu, pemerintahan Obama dan Trump telah memberikan peralatan militer yang lebih signifikan kepada Ukraina, peralatan seperti counter-battery radar atau sistem radar yang dapat mendeteksi proyeksi artileri yang ditembakkan oleh satu atau lebih senjata, night-vision goggles atau kacamata untuk melihat dalam pertempuran malam hari, kendaraan jenis humvee yang dapat beroperasi di segala medan, dan helm. Pemerintahan Trump telah memberikan lebih banyak senjata mematikan, yang tidak mau diberikan pemerintahan Obama, seperti rudal anti-tank dan juga lebih banyak pelatihan yang membantu Ukraina memerangi separatis Rusia di bagian timur negara itu.”

Menurut Will Pomeranz, pengamat politik di Wilson Center, mantan presiden Barack Obama hati-hati melibatkan Amerika lebih jauh dalam konflik itu.

“Pada awal krisis di Ukraina, Obama selalu mencari apa yang ia gambarkan sebagai cara lain untuk menyudahi krisis dan pertempuran yang terus berlangsung. Kekhawatirannya adalah, jika kita – Amerika – meningkatkan bantuan, maka Rusia akan meningkatkan bantuannya kepada kelompok lain, dan justru menjadikan konflik ini semakin besar,” tukasnya.

Pemerintah Trump menyetujui pemberian bantuan peralatan yang mematikan, termasuk rudal anti-tank, meskipun pakar politik Michael O'Hanlon di Brookings Institution mengatakan Presiden Trump sendiri tidak menilai Ukraina penting.

“Saya kira pada akhirnya, Presiden Trump sebenarnya tidak benar-benar ingin membantu Ukraina, tetapi ia melakukannya karena secara logika dan para penasehatnya memintanya melakukannya,” ulas O'Hanlon.

Februari lalu Kongres menyetujui bantuan keamanan bernilai 391 juta dolar bagi Ukraina untuk tahun fiskal ini, termasuk pelatihan militer yang menurut para pakar sangat dibutuhkan negara itu.

Perwakilan dari Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman akan berkumpul di Paris awal Desember ini untuk melangsungkan pembicaraan perdamaian guna mengakhiri konflik di mana Amerika tidak berencana terlibat di dalamnya.(em/ka)

XS
SM
MD
LG