Peraih Hadiah Nobel Sastra tahun ini asal Prancis, Annie Ernaux, mengatakan pada hari Selasa (6/12) bahwa laki-laki harus mengubah perilaku mereka, sebelum perempuan dapat meraih kesetaraan gender yang sepenuhnya.
“Jika laki-laki tidak memerhatikan cara hidup mereka, perlaku mereka dan apa yang memotivasi mereka, tidak akan tercipta kebebasan bagi perempuan yang sesungguhnya,” kata Annie Ernaux dalam konferensi pers menjelang upacara penganugerahan Hadiah Nobel hari Sabtu (10/12) mendatang.
Ernaux, 82 tahun, memenangkan penghargaan itu karena memadukan fiksi dan otobiorgrafi dalam buku-buku yang menggali pengalamannya sendiri sebagai seorang perempuan kelas pekerja yang menjelajahi kehidupan di Prancis sejak tahun 1940-an. Ia mengatakan, ia “cukup dewasa untuk menjadi seorang aktivis pada tahun 1970-an untuk memperjuangkan kebebasan di Prancis, kontrasepsi dan aborsi.”
Akademi Swedia yang menganugerahkan penghargaan itu, mengutipnya atas “keberanian dan ketajaman klinis yang membuatnya mampu mengungkap akar, keterasingan dan pengekangan kolektif atas ingatan pribadi.”
Dalam buku-bukunya, Ernaux telah menyelidiki pengalaman dan perasaan pribadinya secara mendalam, tentang cinta, seks, aborsi dan rasa malu, dalam masyarakat yang terbagi ke dalam gender dan kelas. Ia telah menulis lebih dari 20 buku, yang sebagian besarnya sangat pendek dan mencatat pristiwa-peristiwa dalam hidupnya dan hidup orang-orang di sekitarnya. Karyanya menggambarkan potret hubungan seksual, aborsi, penyakit dan kematian orang tuanya secara blak-blakan.
Lebih dari selusin penulis Prancis telah meraih Hadiah Nobel Sastra, meskipun Ernaux merupakan penulis perempuan Prancis pertama yang menerimanya, dan merupakan perempuan ke-17 di antara 119 penerima Hadiah Nobel Sastra.
“Saya sesungguhnya merupakan perempuan pertama di Prancis yang menerima Hadiah Nobel” Sastra, katanya. “Ada semacam ketidakpercayaan terhadap seorang perempuan ketika ia mendapatkan Hadiah Nobel, tapi juga terhadap perempuan yang menulis tentang dunia yang belum tentu digambarkan dalam sastra Prancis.”
“Dalam cara tertentu, ketidakpercayaan itu diarahkan kepada saya di kalangan intelektual konservatif tertentu,” kata Ernaux, yang mengatakan bahwa para pembacanya telah mendukungnya dengan membeli buku-bukunya
Ernaux dan para peraih Hadiah Nobel lainnya, kecuali Hadiah Nobel Perdamaian yang diserahkan di negara tetangga, Norwegia, sesuai keinginan pendirinya, Alfred Nobel, akan menerima penghargaan itu dalam sebuah upacara penganugerahan di Stockholm Concert Hall, yang dihadiri oleh keluarga kerajaan Swedia.
Penghargaan-penghargaan itu selalu diserahkan pada tanggal 10 Desember, peringatan wafatnya Nobel pada tahun 1896. [rd/jm]
Forum