China berada dalam benak Presiden Amerika Donald Trump sejak dia menyampaikan pidato pertamanya di Kongres.
“Kita kehilangan 60.000 pabrik sejak China bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia,” kata Trump.
Pada kampanye politik terakhirnya, Selasa (12/6) lalu di Iowa, Trump mengatakan, “Jadi saya baru saja mengumumkan bahwa kita akan menaikkan tarif terhadapChina, dan kita tidak akan mundur sampai China berhenti menipu pekerja kita dan mencuri pekerjaan kita.”
Pemerintahan sebelumnya mengecam praktik perdagangan China, mulai dari manipulasi mata uang hingga membanjiri pasar dengan baja berbiaya rendah. Trump adalah presiden Amerika pertama yang secara paksa menyerang balik, dan mendapat sambutan tepuk tangan dari Kongres.
“Kita tidak akan tinggal diam dengan pencurian hak atas kekayaan intelektual dan teknologi kita, dan kita tidak akan berdiam diri menyaksikan rakyat kita kehilangan pekerjaan karena kompetisi yang tidak adil,” kata James Risch, Senator Republik dari Idaho, mengomentari kebijakan Trump terhadap China.
Sementara itu Senator Demokrat Chuck Schumer, Ketua Fraksi Minoritas, berpendapat: “Kita harus berbuat sesuatu untuk China, dan jika tidak, maka Amerika tidak akan menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh dalam 10 atau 15 tahun dari sekarang.”
“Saya setuju dengan Presiden Trump berkenaan dengan perlunya mengenali lingkup tantangan yang ditimbulkan oleh China bagi Amerika Serikat,” kata Senator Robert Menendez dari Demokrat.
Sebagian senator Republik memuji Trump karena memaksa partai mereka untuk berjuang menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh China.
“Sejujurnya, terlalu banyak anggota partai saya sendiri telah berlaku manis dengan China terlalu lama, terutama berfokus pada hubungan bisnis yang harmonis dengan China. Saya pikir itu telah banyak berubah dalam tiga tahun terakhir,” kata Senator Tom Cotton dari Republik.
Meski demikian, memaksakan tarif dan mengobarkan perang dagang berlarut-larut telah membuat banyak tokoh Partai Republik khawatir. Sementara itu, kalangan Partai Demokrat mengatakan bahwa Presiden Trump telah menyia-nyiakan pengaruh terhadap China dengan memilih perang dagang melawan sekutu Amerika itu.
Presiden Donald Trump tetap berkomitmen pada strategi perdagangan yang mengandalkan tarif, dan baru-baru ini menyebut tarif sebagai alat negosiasi yang hebat dan penghasil pendapatan. [lt]